TNI dan Rakyat Satu Hati di Puncak: Hangatnya ‘Bakar Batu’ Jadi Saksi Kemanunggalan

4 hours ago 3

PUNCAK - Asap tipis yang membumbung dari tumpukan batu panas di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, bukan sekadar pertanda tradisi adat dimulai. Di balik ritual sakral Bakar Batu itu, tersimpan kisah haru tentang kebersamaan dan kemanunggalan antara prajurit TNI dan masyarakat Papua yang kian mengakar kuat.

Pagi itu, Rabu (22/10/2025), prajurit Satgas Yonif 700/WYC Pos Wuloni turun langsung membantu warga menyiapkan prosesi adat yang juga menjadi momen peresmian kebun milik Bapak Nikson Murib, salah satu tokoh masyarakat setempat. Di bawah komando Letda Inf Arya, para prajurit bergotong royong bersama warga menggali lubang, mengumpulkan dedaunan, menata batu, hingga menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak secara tradisional.

“Ini bukan sekadar kegiatan sosial atau upacara adat. Bakar Batu bagi kami adalah simbol dari rasa persaudaraan. Kami ingin menunjukkan bahwa prajurit TNI bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga saudara yang hadir di setiap suka dan duka masyarakat Papua, ” ujar Letda Inf Arya dengan mata berbinar.

Suasana semakin hangat ketika aroma khas hasil bumi mulai menyeruak dari lubang Bakar Batu. Tawa dan canda mewarnai kebersamaan prajurit dan warga yang bekerja tanpa sekat, memperlihatkan wajah Papua yang damai dan penuh cinta.

Bagi Nikson Murib, momen ini lebih dari sekadar tradisi tahunan. Ia menilai keterlibatan TNI sebagai bentuk nyata kedekatan dan perhatian tulus terhadap rakyat.  

“Saya sangat senang dan bangga. TNI datang bantu kami dari awal sampai selesai. Ini bukan hanya bantu kerja, tapi tanda kalau TNI dan masyarakat di sini satu hati. Kami merasa aman dan dihargai, ” ungkapnya terharu.

Kehangatan kebersamaan itu juga mendapat sorotan dan apresiasi dari Panglima Komando Operasi TNI Habema (Pangkoops Habema), Mayjen TNI Lucky Avianto. Ia menegaskan bahwa tindakan para prajurit di Puncak mencerminkan wajah sejati TNI yang humanis dan berakar di tengah rakyat.  

“Apa yang dilakukan prajurit di Puncak adalah wujud nyata filosofi TNI. Kami hadir bukan hanya untuk menjaga kedaulatan negara, tapi juga membangun kepercayaan, persaudaraan, dan rasa aman bagi masyarakat, ” tegasnya.

Mayjen Lucky menambahkan, tradisi Bakar Batu memiliki nilai luhur yang sejalan dengan semangat TNI. 

“Tradisi ini mengajarkan tentang gotong royong dan kebersamaan. Ketika prajurit kita ikut di dalamnya, itu artinya mereka sudah menjadi bagian dari hati rakyat. Di situlah kekuatan TNI yang sesungguhnya, ” ujarnya.

Kegiatan di Kampung Wuloni hari itu menegaskan bahwa di tengah pegunungan berkabut Puncak, api persaudaraan antara TNI dan rakyat Papua terus menyala. Dalam hangatnya batu dan aroma hasil bumi, lahir harapan baru: TNI dan rakyat satu hati, membangun Papua dalam damai dan kebersamaan.

(Lettu Inf Sus/AG)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |