INTAN JAYA - Suara tawa riang anak-anak bercampur aroma sedap masakan sederhana menguar dari dapur gereja di Kampung Silatuga, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Di jantung Papua Tengah, prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan tak hanya menjalankan tugas negara, namun juga menanamkan benih kasih dan persaudaraan melalui sebuah kegiatan akrab yang mereka namakan “SIRIH” (Sikatan Beri Kasih). Momen ini dirangkum dalam sebuah kebersamaan hangat, menyantap hidangan hasil masak bersama, duduk melingkar di lantai bersama warga setempat. Jum'at (7/11/2205).
Dipimpin langsung oleh Kapten Inf M. Diyan Saputro selaku Dan TK Silatuga, kegiatan ini melampaui sekadar acara sosial. Ia adalah manifestasi tulus dari ikatan emosional yang kuat antara TNI dan masyarakat Papua. Sebelumnya, para prajurit bahu-membahu bersama warga menyelesaikan renovasi gereja kampung, sebuah pusat spiritual dan simbol persatuan bagi masyarakat Silatuga. Puncak kebersamaan kemudian terjalin saat mereka berbagi santapan dalam suasana kekeluargaan yang kental.
“Kami datang bukan hanya membawa bantuan atau makanan, tetapi membawa kasih dan persaudaraan, ” ujar Kapten Inf M. Diyan Saputro.
“TNI dan masyarakat Papua adalah satu keluarga besar. Kami bekerja, tertawa, dan makan bersama, karena kami percaya kedekatan hati lebih kuat dari sekadar tugas, ” imbuhnya, raut wajahnya memancarkan ketulusan.
Pendeta Isak Selegani, tokoh agama yang turut hadir, tak dapat menyembunyikan rasa harunya menyaksikan ikatan yang terjalin. Ia merasa kehadiran Satgas Sikatan memberikan lebih dari sekadar rasa aman.
“Kami sangat bersyukur atas kehadiran Satgas Sikatan. Mereka bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga ikut membangun kehidupan dan menumbuhkan kasih di tengah kami. Hari ini, kami benar-benar merasa TNI adalah saudara, ” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Martin Buligau, seorang tokoh masyarakat Kampung Silatuga, turut merasakan atmosfer kedamaian yang dibawa oleh kegiatan ini. Ia melihat dampak positifnya langsung pada warganya.
“Anak-anak kami tertawa, orang tua merasa dihargai. Kami merasa aman dan damai dengan kehadiran bapak-bapak TNI. Mereka datang tidak untuk menjaga jarak, tapi untuk merangkul, ” tuturnya dengan tulus.
Kegiatan “SIRIH (Sikatan Beri Kasih)” menjadi program andalan Satgas Yonif 500/Sikatan untuk membangun jembatan hati antara prajurit dan rakyat. Melalui semangat gotong royong, pelayanan sosial yang menyentuh, dan kebersamaan yang erat, para prajurit ini membuktikan bahwa menjaga perbatasan bukan hanya tentang kekuatan fisik, namun juga tentang merawat keutuhan rasa dan kemanusiaan.
Momen berharga di tanah Cenderawasih ini meninggalkan sebuah pesan mendalam: bahwa TNI adalah rakyat, dan rakyat adalah TNI. Mereka adalah satu jiwa, satu langkah, dan satu cinta untuk Papua yang damai dan penuh kasih. (jurnalis.id)












































