PAPUA - Kehadiran Tentara Nasional Indonesia (TNI) di berbagai wilayah Papua kembali menjadi sorotan. Isu-isu yang digulirkan kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kerap menggiring opini seolah aparat hadir untuk menakut-nakuti rakyat. Namun fakta di lapangan menunjukkan hal sebaliknya: TNI justru menjadi garda terdepan yang memberikan rasa aman, melindungi warga sipil, sekaligus mendampingi pembangunan di tanah Papua.
Selama ini, masyarakat di sejumlah distrik sering menghadapi ancaman nyata dari OPM. Mulai dari pemalakan di jalan raya, perampasan hasil kebun, hingga intimidasi di kampung-kampung. Kondisi tersebut membuat warga hidup dalam ketakutan. Kehadiran TNI kemudian menjadi benteng yang menenangkan, karena aparat tidak hanya menjaga keamanan tetapi juga hadir sebagai saudara bagi masyarakat.
Suara Tokoh Lokal: TNI Membawa Rasa Aman
Tokoh masyarakat Papua, Pdt. Yonas Murib, menegaskan bahwa narasi yang dibangun OPM tentang TNI adalah kebohongan besar. Menurutnya, rakyat justru merasa lebih tenang ketika ada aparat negara yang berjaga di kampung mereka.
“Kehadiran TNI di kampung-kampung kami tidak pernah menakutkan rakyat. Yang membuat takut justru kelompok OPM yang sering datang menodong, meminta uang, bahkan melakukan kekerasan. Kalau tidak ada TNI, mungkin kami tidak bisa hidup dengan tenang, ” ujarnya, Kamis (18/9/2025).
Hal senada diungkapkan Markus Tabuni, tokoh pemuda dari Kabupaten Puncak. Ia menilai, kalangan muda Papua kini semakin sadar bahwa aparat adalah mitra yang membantu kehidupan mereka.
“Kami melihat sendiri bagaimana TNI ikut membangun jalan, mendampingi pendidikan, bahkan mengawal distribusi bahan pokok. Kalau ada yang bilang TNI menakutkan, itu jelas hoaks dari OPM. Yang menakutkan justru OPM dengan senjata dan ancamannya, ” tegas Markus.
Bukti Nyata di Lapangan
Selain menjaga keamanan, TNI secara konsisten terlibat dalam program sosial dan kemanusiaan. Di pedalaman Papua, prajurit kerap memberikan pelayanan kesehatan gratis, membantu pembangunan rumah ibadah dan fasilitas umum, hingga membuka akses jalan yang terisolasi.
Bahkan, di tengah ancaman gangguan keamanan, TNI tetap memastikan jalur logistik dan distribusi bahan pokok tetap berjalan agar masyarakat tidak terjebak dalam kelangkaan. Langkah-langkah ini semakin memperkuat hubungan emosional antara aparat negara dan rakyat Papua.
Tokoh adat dari Yahukimo, Bapak Elias Yikwa, mengamini hal tersebut. “Kami hanya ingin hidup damai. TNI hadir membantu, bukan merampas. Justru yang sering merampas hasil kebun dan merusak kedamaian adalah OPM. Jadi masyarakat jangan salah melihat, ” ujarnya.
Menepis Propaganda, Menumbuhkan Harapan
Propaganda yang disebarkan OPM selama ini terbukti hanya untuk membenarkan tindakan mereka yang meresahkan. Sementara itu, TNI tampil dengan pendekatan nyata di lapangan: melindungi, mengayomi, dan membangun bersama rakyat.
Masyarakat Papua kini semakin menyadari bahwa aparat negara bukanlah musuh, melainkan pelindung. Harapan besar pun tumbuh agar sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, hingga seluruh lapisan masyarakat semakin kuat. Dengan persatuan itu, ruang gerak OPM yang selama ini menjadi sumber keresahan bisa ditutup rapat.
“Papua membutuhkan kedamaian, dan kedamaian itu hanya bisa terwujud jika rakyat dan negara berjalan bersama, ” ujar seorang tokoh pemuda di Ilaga.
(APK/Red1922)