INTAN JAYA - Di tengah keterbatasan akses dan sulitnya medan pegunungan Papua, prajurit Satgas Pamtas RI–PNG Mobile Yonif 113/JS (Jaya Sakti) kembali membuktikan bahwa pengabdian mereka tidak berhenti pada tugas menjaga kedaulatan. Di Kampung Zanepa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, para prajurit loreng ini turun langsung menjadi “montir dadakan”, memperbaiki berbagai fasilitas vital milik warga dan rumah ibadah.
Dua prajurit Kopda Sahabudin dan Pratu Khairul Fahmi menjadi ujung tombak kegiatan sosial ini. Selama sepekan terakhir, keduanya bersama tim berkeliling dari satu gereja ke gereja lain, memperbaiki genset, solarcell, dan mesin air yang sudah lama tidak berfungsi akibat rusak dan tanpa perawatan.
Komandan Titik Kuat (TK) Zanepa, Kapten Inf Sugeng Jamianto, menjelaskan bahwa kegiatan ini bermula dari keluhan masyarakat yang datang ke pos TNI membawa kabar tentang rusaknya alat-alat penting mereka.

“Masyarakat datang mengadu bahwa genset dan solarcell di beberapa gereja serta rumah warga sudah lama tidak bisa digunakan, ” jelas Kapten Sugeng, Minggu (2/11/2025).
“Setelah kami cek, sebagian besar kerusakan terjadi karena tidak ada perawatan. Dengan kemampuan teknis anggota kami, akhirnya kami bisa memperbaikinya, dan kini alat-alat tersebut berfungsi kembali, ” tambahnya.
Selama satu minggu, personel Satgas Yonif 113/JS telah memperbaiki dua unit genset di gereja, tiga unit solarcell, dua mesin air, dan satu mesin pemotong rumput milik gereja.
Bagi masyarakat di pedalaman seperti Homeyo, upaya ini bukan hal kecil karena jarak menuju pusat kota Sugapa sangat jauh dan sulit dijangkau.
“Kami ingin keberadaan TNI tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membawa manfaat nyata. Kalau ada kesulitan, TNI harus hadir dengan solusi. Itulah makna sejati dari pengabdian, ” tegas Kapten Sugeng.
Rasa syukur pun mengalir dari masyarakat setempat. Ferdi Migau (28), tokoh pemuda Kampung Zanepa, tak kuasa menutupi rasa bahagianya.
“Genset di gereja kami sudah lama rusak. Kalau mau diperbaiki, harus dibawa ke Sugapa jauh dan berat sekali dipikul, ” tutur Ferdi dengan nada lega.
“Sekarang sudah bisa menyala lagi, nanti waktu Natal kami bisa beribadah dengan terang. Terima kasih untuk Bapak-bapak TNI, mereka datang bukan hanya menjaga, tapi membantu kami dari hati, ” ujarnya penuh haru.
Aksi sederhana prajurit Jaya Sakti ini kembali menegaskan wajah TNI yang humanis dan solutif hadir di setiap kesulitan rakyat, dengan keterampilan, empati, dan ketulusan.
Di tanah yang masih berjuang melawan keterisolasian, para prajurit bukan hanya membawa senjata, tapi juga membawa cahaya harapan. Genset yang kembali menyala di gereja-gereja pedalaman itu kini menjadi simbol bahwa TNI dan rakyat adalah satu tubuh yang saling menguatkan.
“Kami datang bukan sekadar menjaga wilayah, tapi menjaga kehidupan dan harapan rakyat Papua, ” pungkas Kapten Sugeng penuh makna.
(Lettu Inf Supri/AG)













































