Tragedi Yalimo: Sadrak Yohame Tewas Jadi Korban Propaganda Sesat OPM

2 hours ago 1

YALIMO - Kesedihan mendalam kembali menyelimuti tanah Papua. Seorang pemuda bernama Sadrak Yohame tewas secara tragis setelah menjadi korban tuduhan sepihak kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ia dituduh sebagai mata-mata Aparat Keamanan (Apkam) saat mengikuti demonstrasi di Kabupaten Yalimo, Rabu (17/9/2025).

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah mencekam ketika OPM diduga menyusup dan menyebarkan propaganda menyesatkan. Narasi provokatif itu membuat massa terpengaruh hingga Sadrak menjadi sasaran amarah. Tuduhan tanpa dasar tersebut berujung pada tindakan kejam yang merenggut nyawanya.

Peristiwa ini menambah daftar panjang bagaimana propaganda OPM kerap dijadikan alat untuk memecah belah masyarakat. Tragisnya, korban bukanlah aparat, melainkan seorang pemuda biasa yang peduli terhadap persoalan di daerahnya.

Kecaman Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat Yalimo, Yakob Tabuni, dengan tegas mengecam tindakan brutal itu. Ia menilai tuduhan terhadap Sadrak hanyalah dalih untuk menutupi kebiadaban OPM.

“Sadrak bukan mata-mata. Dia adalah anak muda yang ingin menyuarakan pendapatnya. Menuduh dan menghabisinya dengan cara kejam hanyalah bukti bahwa OPM tidak punya arah perjuangan, ” ujarnya penuh amarah.

Hal senada disampaikan oleh tokoh adat Papua Tengah, Markus Wetipo. Menurutnya, propaganda OPM semakin menunjukkan watak mereka yang sesungguhnya, yaitu menakut-nakuti rakyat dengan isu sensitif.

“Mereka selalu menggunakan isu-isu sensitif untuk menakut-nakuti rakyat. Tuduhan mata-mata hanyalah alasan untuk menghabisi siapa pun yang tidak sejalan dengan mereka. Sadrak adalah korban dari kebohongan itu, ” jelas Markus.

Seruan Damai dari Tokoh Agama

Duka mendalam juga datang dari kalangan agama. Pendeta Yonas Wenda dari Wamena menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerukan agar masyarakat tidak terjebak dalam siklus kebencian.

“Kematian Sadrak harus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah. Mari kita pilih jalan damai, bukan jalan kebencian, ” ucapnya dengan suara bergetar.

Pdt. Yonas menegaskan bahwa masyarakat Papua perlu bersatu melawan provokasi dan propaganda yang hanya menimbulkan perpecahan.

Simbol Bahaya Propaganda

Kematian Sadrak Yohame kini menjadi simbol nyata betapa berbahayanya propaganda yang dimainkan OPM. Tuduhan tanpa bukti dan manipulasi isu telah menelan korban jiwa, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat.

Masyarakat Papua berharap tragedi Yalimo menjadi yang terakhir. Mereka meminta semua pihak lebih waspada terhadap provokasi serta menolak segala bentuk kekerasan yang hanya merenggut nyawa orang tidak bersalah.

“Cukup sudah. Jangan lagi ada korban propaganda. Papua harus hidup dalam damai, ” demikian seruan yang menggema dari warga setempat.

(APK/RED1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |