Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN Melonjak, Efisiensi Perdagangan Meningkat

2 hours ago 2

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmen kuat Indonesia dalam mendorong penggunaan mata uang lokal (local currency transaction/LCT) untuk transaksi lintas batas antarnegara ASEAN. Langkah strategis ini diharapkan menjadi pendorong utama efisiensi arus perdagangan dan investasi, sekaligus memitigasi risiko volatilitas nilai tukar yang kerap mengintai.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, dalam keterangan resminya pada Kamis (18/09/2025) di Jakarta, menjelaskan bahwa inisiatif LCT berperan krusial dalam mendukung pendalaman pasar keuangan. "Kami melihat ini sebagai fondasi penting untuk mencapai integrasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang lebih berkelanjutan serta inklusif, " ujarnya.

Senada dengan itu, Nithiwadee Soontornpoch, Direktur Departemen Internasional Bank of Thailand, menyoroti potensi besar yang masih bisa digali dari penggunaan mata uang lokal. Ia menekankan besarnya porsi perdagangan internasional Thailand dengan negara-negara ASEAN sebagai lahan subur bagi pengembangan LCT.

Pandangan optimis ini turut diperkuat oleh Mohamad Ali Iqbal Abdul Khalid, Asisten Gubernur Bank Negara Malaysia. Menurutnya, kolaborasi erat antarbank sentral telah menjadi katalisator tren peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral. "Ke depannya, ini akan menjadi mesin pertumbuhan bagi kawasan kita, " ungkapnya.

Performa LCT menunjukkan tren positif yang mengesankan. Hingga Juli 2025, nilai transaksi LCT tercatat mencapai 14, 1 miliar dolar AS (ekivalen), sebuah lompatan signifikan sebesar 112 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6, 7 miliar dolar AS (ekivalen). Angka ini bahkan sudah mencapai 87 persen dari total transaksi sepanjang 2024 yang mencapai 16, 28 miliar dolar AS (ekivalen).

Dari sisi pengguna, antusiasme terhadap LCT juga terlihat jelas. Jumlah nasabah LCT meningkat rata-rata menjadi 7.568 per bulan pada tahun 2025, melampaui rata-rata 5.020 per bulan pada tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak pelaku usaha yang merasakan manfaat dari kemudahan bertransaksi menggunakan mata uang lokal.

Perjalanan LCT di ASEAN dimulai sejak 2016, ketika BI menandatangani MoU Local Currency Settlement dengan Malaysia dan Thailand. Implementasi resmi dimulai pada 2018, dan sejak itu, inisiatif ini berkembang pesat hingga melibatkan enam negara mitra. BI, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand pun telah sepakat untuk mengharmonisasi LCT Operational Guidelines. Panduan regional ini bertujuan meningkatkan konsistensi, skalabilitas, serta membuat operasi LCT lebih terstandar, transparan, dan memudahkan negosiasi antarnegara ASEAN.

Pemanfaatan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan makroekonomi nasional, tetapi juga secara signifikan mengurangi kerentanan terhadap gejolak nilai tukar global yang kerap menjadi tantangan bagi perekonomian. Pengalaman saya sebagai pengamat ekonomi, melihat langsung bagaimana fluktuasi nilai tukar bisa memukul bisnis, membuat inisiatif seperti LCT ini terasa begitu relevan dan krusial bagi stabilitas jangka panjang. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |