Unnes Tegaskan Sikap untuk Keadilan, Demokrasi, dan Aspirasi Rakyat

5 hours ago 5

SEMARANG - Gelombang kepedulian terhadap kondisi bangsa kini merambah dunia akademis. Universitas Negeri Semarang (Unnes) menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi yang secara tegas menyuarakan keprihatinan dan harapan melalui enam poin pernyataan sikap yang menggarisbawahi pentingnya keadilan, penegakan hukum yang humanis, serta penghargaan terhadap hak demokrasi rakyat.

Perguruan tinggi di seluruh Indonesia, baik negeri maupun swasta, tak lagi tinggal diam melihat dinamika yang berkembang belakangan ini. Keterlibatan Unnes dalam menyuarakan aspirasi ini menunjukkan peran vital akademisi dalam mengawal jalannya negara.

Unnes memulai pernyataannya dengan menyampaikan duka cita mendalam atas korban jiwa yang berjatuhan dalam aksi unjuk rasa di berbagai penjuru negeri. Kehilangan nyawa dalam perjuangan demokrasi tentu menjadi pukulan berat bagi kemanusiaan.

"Semoga para pejuang demokrasi tersebut diterima segala amal baiknya, diampuni segala dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, " demikian ungkapan keprihatinan dari pihak Unnes, sebagaimana tertuang dalam pernyataan resmi kampus.

Lebih lanjut, Unnes mendesak aparat penegak hukum untuk memprioritaskan pendekatan yang mengedepankan aspek kemanusiaan dalam setiap tindakan pengamanan. Penegakan hukum yang profesional, akuntabel, dan transparan menjadi kunci untuk memastikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka.

"Mendesak agar aparat penegak hukum mengutamakan pendekatan humanis dalam melakukan pengamanan terhadap masyarakat yang menyampaikan aspirasi dengan damai, " tegas Unnes, menekankan pentingnya dialog dan empati dalam menyelesaikan persoalan.

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga menjadi sorotan dalam pernyataan sikap Unnes. Institusi ini mendesak kedua lembaga tersebut untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap kebijakan dan kinerja guna menemukan akar permasalahan bangsa. Fokus pada penciptaan kehidupan ekonomi yang berkeadilan, yang mencakup ekonomi kerakyatan berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja luas, serta alokasi APBN yang bijaksana untuk sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar, menjadi prioritas utama.

Ada pula desakan konkret agar pemerintah dan DPR berani membatalkan kebijakan yang terbukti merugikan masyarakat. Kebijakan yang berpotensi melukai rasa keadilan, memperlebar jurang kesenjangan ekonomi, mengancam hak sipil dalam berdemokrasi, serta merusak lingkungan jelas tidak dapat ditoleransi.

"Mendesak Pemerintah dan DPR membatalkan kebijakan yang terbukti atau berpotensi melukai rasa keadilan masyarakat, memperlebar kesenjangan ekonomi, mengancam hak-hak sipil dalam berdemokrasi, dan menyebabkan kerusakan lingkungan, " ungkap Unnes, menunjukkan keberanian dalam menyuarakan kritik konstruktif.

Unnes juga mendorong pemerintah dan DPR untuk secara proaktif menerima dan menindaklanjuti setiap aspirasi yang disampaikan masyarakat secara damai. Penolakan dan pengabaian terhadap aspirasi ini dianggap sebagai pengingkaran terhadap hak konstitusional warga negara yang wajib dihormati dan dilindungi.

Menutup seruan moralnya, Unnes mengajak seluruh elemen masyarakat sipil, akademisi, dan mahasiswa untuk terus menyuarakan aspirasi dengan cara yang damai. Hal ini dipandang sebagai cerminan keluhuran budi pekerti dan kedewasaan dalam berdemokrasi.

"Mengajak elemen masyarakat sipil, akademisi, dan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara damai sebagai bukti keluhuran budi pekerti dan kedewasaan dalam berdemokrasi, " demikian ajakan dari Unnes.

Peristiwa yang terjadi belakangan ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia agar dapat bangkit kembali dan mewujudkan tujuan nasional. Dengan potensi besar yang dimiliki, Indonesia pantas untuk terus maju dan berkembang.

Tragisnya, semangat perjuangan ini juga diwarnai duka mendalam di lingkungan Unnes sendiri. Iko Juliant Junior, seorang mahasiswa Fakultas Hukum, meninggal dunia pada Minggu (31/8/2025). Kejadian ini memicu aksi solidaritas pada Selasa (2/9/2025) di kampus Unnes, yang tidak hanya mendoakan Iko yang meninggal dalam kondisi janggal, tetapi juga para pengunjuk rasa lain yang menjadi korban. (Warta Kampus)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |