Aksi Brutal OPM Yahukimo Kembali Lukai Papua: Warga Sipil Tewas, Tokoh Adat dan Pemuda Mengecam Keras

2 hours ago 1

YAHUKIMO - Duka mendalam menyelimuti warga Yahukimo setelah seorang warga sipil tak berdosa menjadi korban kekejaman kelompok bersenjata yang menamakan diri Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XVI Yahukimo. Korban, yang dikenal sebagai sosok sederhana dan sehari-hari bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, meregang nyawa secara tragis akibat serangan brutal pada Selasa, 23 September 2025.

Peristiwa berdarah ini menambah panjang catatan kelam aksi kekerasan OPM di Tanah Papua. Ironisnya, alih-alih menyasar aparat keamanan, korban justru rakyat kecil yang sama sekali tidak terlibat dalam konflik politik maupun kepentingan kelompok tertentu.

Menurut keterangan warga, korban selama ini hidup bersahaja dan dikenal ramah. Namun nasib malang menimpanya ketika OPM melakukan aksi keji yang berakhir merenggut nyawanya. Insiden ini bukan hanya menimbulkan rasa takut, tetapi juga memicu kemarahan masyarakat yang sudah lama lelah menjadi korban.

Ketua Dewan Adat Yahukimo, Pdt. Elias Yikwa, tak kuasa menahan kecewa dan mengecam keras aksi kelompok bersenjata tersebut.

“Kami sungguh berduka dan marah atas kejadian ini. Korban adalah masyarakat biasa yang tidak tahu menahu urusan politik maupun konflik. OPM harus berhenti menjadikan rakyat sebagai korban. Kekerasan ini hanya membuat masyarakat semakin menderita, ” tegas Elias dengan suara bergetar.

Nada serupa juga datang dari kalangan generasi muda. Samuel Wanimbo, tokoh pemuda Yahukimo, menilai bahwa aksi tersebut membuktikan OPM tidak lagi memperjuangkan kepentingan rakyat Papua.

“Kalau memang mengatasnamakan rakyat Papua, jangan bunuh rakyat sendiri. Jangan siksa orang yang tidak bersalah. Kami generasi muda Papua sudah jenuh dengan aksi kekerasan yang selalu dijadikan jalan. Yang kami butuhkan adalah pembangunan, pendidikan, dan kehidupan yang damai, ” ungkapnya dengan lantang.

Masyarakat Yahukimo kini mendesak aparat keamanan bertindak tegas. Mereka menuntut agar para pelaku segera ditangkap dan jaringan OPM Kodap XVI Yahukimo yang terus meresahkan bisa diputus. Kekhawatiran akan terulangnya peristiwa serupa membuat warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah.

Aksi sadis yang menewaskan warga sipil ini kembali memperlihatkan wajah nyata kekerasan OPM. Alih-alih memperjuangkan aspirasi rakyat Papua, tindakan keji itu justru melukai hati sesama orang Papua, menimbulkan trauma sosial, dan menghambat roda pembangunan di wilayah yang masih haus kedamaian.

Di tengah duka yang belum terhapus, satu pesan menguat dari suara masyarakat Yahukimo: Papua membutuhkan damai, bukan darah.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |