Aksi Damai Warga Mapia Raya: Tolak OPM, Dukung Papua yang Damai dan Sejahtera

2 months ago 16

PAPUA - Masyarakat Kabupaten Mapia Raya, Papua, melaksanakan aksi damai besar-besaran pada Sabtu (5/7/2025) sebagai bentuk penolakan terhadap keberadaan dan aktivitas kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). Aksi ini menggambarkan tekad warga yang menginginkan kedamaian dan kemajuan tanpa gangguan dari kelompok separatis yang telah menebar teror di wilayah tersebut.

Ribuan warga, termasuk tokoh adat, tokoh agama, pemuda, ibu-ibu, pelajar, dan aparat kampung, turun ke jalan dengan membawa spanduk bertuliskan pesan penolakan terhadap OPM, seperti "Papua Cinta Damai, Bukan Kekerasan", "OPM Bukan Wakil Kami", dan "Mapia Raya Aman Tanpa OPM". Aksi ini dimulai dari halaman kantor distrik dan berakhir di halaman kantor bupati Dogiyai, dengan pengawalan ketat dari Polres Dogiyai dan Kodim setempat.

Fredi Pigai, Ketua Korlap aksi, menegaskan dalam orasinya bahwa kehadiran OPM di wilayah ini hanya membawa kekerasan dan ketakutan. "Kami sudah cukup menderita dengan berbagai aksi kekerasan yang mereka lakukan. Mereka datang bukan membawa solusi, tetapi membawa senjata dan perpecahan. Kami tolak OPM karena kami cinta damai, " ujar Fredi disambut tepuk tangan warga yang hadir.

Aksi ini merupakan respons terhadap serangkaian gangguan keamanan yang terjadi di wilayah Mapia Raya dalam beberapa bulan terakhir. Insiden-insiden tersebut meliputi pembakaran fasilitas umum, intimidasi terhadap tenaga pengajar dan kesehatan, serta penyebaran hoaks yang meresahkan masyarakat.

Pendeta Yulius Dogopia, tokoh agama dari Gereja Kingmi di Mapia, menegaskan bahwa kekerasan bukanlah jalan yang benar dalam memperjuangkan hak. "Ajaran iman kami mengedepankan kasih, bukan kebencian. OPM telah menjauhkan banyak warga dari ajaran damai. Mereka menodai nilai-nilai luhur orang Papua, " tegas Pendeta Yulius.

Ernesto Ferdinand, salah seorang warga setempat, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap situasi yang semakin tidak aman. "Kami minta jaminan bahwa anak-anak kami bisa sekolah tanpa takut, petani bisa berkebun tanpa khawatir ditembak, dan warga bisa beribadah tanpa diintimidasi, " ungkapnya, menyuarakan rasa ketidaknyamanan yang dirasakan warga akibat ancaman dari kelompok separatis tersebut.

Aksi damai ini merupakan tanda kuat bahwa masyarakat Papua, khususnya di Kabupaten Mapia Raya, semakin sadar akan pentingnya menjaga kedamaian dan kemajuan tanpa campur tangan kekerasan. Warga Mapia Raya bersatu untuk mengusir teror dan memperjuangkan hak mereka untuk hidup dalam keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Dengan semangat yang bulat, mereka kini menyuarakan harapan untuk Papua yang damai dan bebas dari kekerasan yang menghambat pembangunan daerah. (Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |