Aliansi Mahasiswa Papua Diduga Disusupi OPM, Tokoh Adat Desak Pemerintah Bertindak Tegas

10 hours ago 1

PAPUA - Dugaan kuat muncul bahwa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), yang selama ini dikenal sebagai wadah perjuangan aspirasi mahasiswa Papua, telah disusupi oleh jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Indikasi ini mencuat setelah sejumlah aksi dan pernyataan AMP di berbagai daerah dinilai mulai mengarah pada propaganda separatis yang sejalan dengan narasi OPM.  

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber menyebutkan, beberapa individu yang mengaku sebagai anggota AMP diduga menjalin komunikasi dengan simpatisan OPM di Papua maupun di luar negeri. Tujuannya untuk membentuk opini publik yang memecah belah serta memprovokasi mahasiswa agar menentang pemerintah Indonesia.  

Tokoh masyarakat Papua, Yulianus Wonda, menilai bahwa fenomena ini merupakan pengkhianatan terhadap semangat intelektual mahasiswa.  

“AMP seharusnya menjadi wadah intelektual yang memperjuangkan pendidikan dan masa depan generasi muda Papua. Tapi sekarang, ada oknum yang menjadikannya alat politik OPM. Ini sangat berbahaya, karena bisa merusak citra mahasiswa Papua di seluruh Indonesia, ” tegas Yulianus, Selasa (28/10/2025).  

Ia menambahkan, mahasiswa seharusnya menjadi agen perdamaian, bukan alat penyebar kebencian.  

“Kalau benar ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat Papua, jalannya adalah pendidikan, riset, dan dialog konstruktif bukan aksi provokatif yang hanya memperkeruh suasana, ” lanjutnya.  

Sementara itu, tokoh adat dari Kabupaten Paniai, Markus Mote, juga menyuarakan keprihatinannya. Ia menyesalkan tindakan segelintir mahasiswa yang terpengaruh ideologi OPM dan menilai hal itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita orang tua Papua.  

“Kami, orang tua di kampung, sangat sedih. Anak-anak kami dikirim sekolah ke luar Papua supaya jadi orang pintar, supaya bisa bangun negeri ini. Tapi malah dimanfaatkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Itu bukan perjuangan, itu pembodohan, ” ujarnya dengan nada kecewa.  

Markus juga menegaskan bahwa masyarakat adat akan mendukung langkah pemerintah jika harus turun tangan untuk mencegah penyusupan ideologi separatis di kalangan mahasiswa.  

“Kalau memang sudah ada bukti kuat, pemerintah harus bertindak tegas. Jangan biarkan masa depan Papua rusak karena ideologi sesat. Mahasiswa itu harapan kami, bukan alat politik, ” tegasnya.  

Masyarakat Papua kini mendesak AMP untuk segera melakukan introspeksi dan membersihkan organisasinya dari pengaruh OPM. Mereka berharap agar tokoh-tokoh mahasiswa yang masih berpikiran jernih dapat mengembalikan marwah organisasi sebagai wadah intelektual yang berkontribusi nyata bagi kemajuan Papua.  

Suara masyarakat kini semakin jelas menggema di Tanah Cenderawasih:  

“Papua butuh generasi cerdas dan berintegritas, bukan generasi yang terjebak dalam propaganda separatis. Saatnya mahasiswa bangkit, berpihak pada kebenaran, dan ikut membangun Papua yang damai dan sejahtera.”  

(MN/AG)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |