JAKARTA - Semangat baru terasa di Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kepala Bapanas yang juga merangkap Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, langsung tancap gas pasca serah terima jabatan. Dalam rapat perdana di Jakarta, Senin (13/10/2025), Amran menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga pangan bersubsidi senilai Rp150 triliun.
Bagi saya, menjaga harga pangan strategis adalah prioritas utama. Ini bukan sekadar angka, tapi menyangkut hajat hidup petani dan seluruh masyarakat yang bergantung pada pangan terjangkau. Oleh karena itu, pemantauan harga harus dilakukan secara real time, setiap hari, tanpa henti. Fluktuasi sekecil apapun di pasar harus segera kita deteksi agar intervensi kebijakan yang tepat bisa diambil secepatnya.
Amran menambahkan, dana subsidi sebesar Rp150 triliun untuk pangan adalah amanah besar yang wajib dijaga ketat. Ini adalah wujud nyata pemerintah hadir untuk melindungi seluruh elemen masyarakat, mulai dari petani yang menjadi tulang punggung produksi hingga konsumen yang membutuhkan harga pangan yang layak.
Intervensi pemerintah menjadi kunci keseimbangan. Kita harus pastikan petani terlindungi melalui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang adil, sekaligus konsumen dapat menikmati pangan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang terjangkau. Khusus untuk komoditas beras yang disubsidi, pengawasan harus ekstra ketat untuk mencegah penyimpangan dan spekulasi yang merugikan rakyat.
Saya tegaskan, semua komoditas beras yang disubsidi pemerintah wajib kita intervensi dan awasi. Ini mutlak demi menjaga stabilitas dan keadilan bagi semua pihak.
Optimisme Amran Sulaiman bukan tanpa alasan. Ia mengaku didukung oleh tim yang solid dan telah lama bekerja sama dengannya. Pengalaman dan pemahaman mendalam mengenai sistem kerja yang cepat dan terukur menjadi modal utama menghadapi tantangan di lapangan.
Mereka ini bukan tim baru, ini dari dulu saya sama-sama semua. Dia sudah ngerti cara kerja kita. Jadi, insyaallah kami yakin ke depan lebih baik, ujarnya penuh keyakinan.
Salah satu program nyata yang telah berjalan adalah penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog. Hingga 13 Oktober 2025, realisasi penjualannya telah mencapai 463, 5 ribu ton, menunjukkan upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan beras di masyarakat. (PERS)