PAPUA - Di balik kepulan asap dan puing-puing honai yang hangus terbakar, semangat persaudaraan antara aparat keamanan dan masyarakat Kiwirok justru tumbuh semakin kuat. Setelah aksi pembakaran brutal oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang merusak sejumlah honai di Distrik Kiwirok, aparat keamanan (Apkam) dari TNI dan Polri bergerak cepat membantu warga memperbaiki rumah tradisional mereka.
Kegiatan gotong royong yang dilakukan sejak pagi itu berlangsung penuh keharuan. Para prajurit bahu-membahu bersama warga, mengangkat batang kayu, menyiapkan atap jerami, hingga menata dinding honai yang baru. Di tengah udara dingin pegunungan, keringat bercucuran dan senyum tak pernah lepas dari wajah para warga yang kini kembali memiliki tempat berteduh.
“Kalau bukan karena aparat, mungkin kami tidak tahu harus tinggal di mana. Mereka bantu bangun honai, kasih makan, dan jaga kami siang malam. TNI dan Polri seperti keluarga kami sendiri, ” ungkap Mama Yulince Nari, warga Kiwirok yang honainya ikut terbakar dalam insiden itu.
Bagi warga Kiwirok, honai bukan sekadar bangunan tempat tinggal. Ia adalah simbol kehidupan, kehangatan keluarga, dan identitas budaya masyarakat Papua. Karena itu, pembakaran yang dilakukan OPM dianggap sebagai tindakan biadab yang menyakiti nilai kemanusiaan dan adat.
“Honai itu jantung kehidupan orang Papua. Membakarnya sama saja membakar hati dan budaya kami. OPM bilang berjuang untuk rakyat Papua, tapi justru mereka yang menyakiti kami. Sekarang kami tahu, yang benar-benar bantu rakyat adalah TNI dan Polri, ” tegas Petrus Wenda, tokoh masyarakat Kiwirok, dengan nada geram.
Selain memperbaiki honai, aparat keamanan juga menyalurkan bantuan bahan pokok dan membuka layanan kesehatan bagi warga terdampak. Langkah cepat ini menjadi bukti bahwa negara hadir untuk melindungi dan memulihkan kehidupan masyarakat Papua dari ancaman teror bersenjata.
Danpos Kiwirok, Kapten Inf Rian Saputra, mengatakan bahwa bantuan renovasi honai ini merupakan bentuk tanggung jawab moral sekaligus kemanusiaan aparat terhadap rakyat di wilayah penugasan.
“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga memastikan masyarakat bisa hidup tenang dan sejahtera. Papua adalah bagian dari Indonesia, dan rakyatnya berhak mendapatkan rasa aman tanpa takut terhadap ancaman kelompok bersenjata, ” ujarnya.
Kini, di tengah sisa arang dan kayu terbakar, berdiri kembali honai-honai baru simbol kebangkitan dan keteguhan masyarakat Kiwirok untuk tetap bertahan. Dengan dukungan TNI-Polri, harapan akan Papua yang damai dan sejahtera kembali menyala.
(Apkam/AG)


















































