Berkilau Tradisi di Tanah Tuanku Rao: Pasaman Gelar Lomba Managua dan Pakaian Adat

1 month ago 17

Pasaman — Dalam semangat memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kabupaten Pasaman, Pemerintah Kabupaten Pasaman menggelar kegiatan bernuansa budaya Minangkabau yang memukau: Lomba Managua dan Peragaan Pakaian Adat Bundo Kanduang se-Kabupaten Pasaman, Senin (6/10/2025).

Mengusung tema “Mari Kita Rawat Nilai-Nilai Tradisi Budaya Minangkabau”, kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya yang menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Pasaman.

Lomba Managua menjadi ajang adu kepiawaian dalam bertutur adat dan berbahasa santun khas Minangkabau, sementara Lomba Pakaian Adat menampilkan keanggunan busana tradisional dari berbagai nagari—penuh makna, simbol kehormatan, serta filosofi kehidupan masyarakat Minang.

Acara berlangsung meriah di tengah semangat pelestarian adat yang tinggi. Bupati Pasaman Welly Suhery secara resmi membuka kegiatan tersebut di hadapan ribuan peserta dan tamu undangan.

Turut hadir Wakil Bupati Parulian Dalimunthe, Ketua dan Anggota DPRD Pasaman, Anggota DPRD Sumbar, Sekretaris Daerah, Ketua TP-PKK, Ketua GOW, Ketua DWP, Ketua Bundo Kanduang, para kepala OPD, camat, wali nagari, serta organisasi perempuan dan tokoh adat dari berbagai kecamatan.

Dalam sambutannya, Bupati Welly Suhery menegaskan bahwa kegiatan budaya ini adalah bagian dari upaya menjaga jati diri masyarakat Pasaman di tengah tantangan zaman.

“Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pasaman bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum penting untuk memperkuat rasa kebersamaan, meneguhkan jati diri, dan menumbuhkan semangat membangun daerah, ” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Managua bukan hanya seni bertutur, tetapi juga sarana pendidikan karakter yang menanamkan kecerdasan berbahasa dan etika dalam berkomunikasi. Sementara Peragaan Pakaian Adat Bundo Kanduang mencerminkan kehormatan dan keanggunan perempuan Minang sebagai penjaga adat dan penguat keluarga.

“Managua mengajarkan kita berpikir cerdas dan berbicara santun, sedangkan busana adat Bundo Kanduang melambangkan marwah dan kehormatan perempuan Minang. Kedua unsur ini berpadu membentuk kepribadian masyarakat Pasaman yang berilmu, beretika, dan berwibawa, ” tambahnya.

Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan budaya daerah sebagai kekuatan moral dan sosial bangsa.

“Dengan menjaga budaya, kita menjaga karakter. Dan dengan karakter yang kuat, Pasaman akan terus tumbuh sebagai daerah yang bermartabat, ” tegasnya.

Sebagai penutup sambutannya, Bupati Welly Suhery secara resmi membuka kegiatan budaya tersebut dengan penuh semangat:

“Dengan penuh rasa syukur dan mengharap ridha Allah SWT, saya nyatakan Lomba Managua dan Peragaan Pakaian Adat Bundo Kanduang dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Pasaman ke-80 secara resmi dibuka.”

Tepuk tangan riuh menggema, mengiringi penampilan peserta yang tampil menawan dalam busana adat penuh warna dan makna.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Pasaman berharap masyarakat semakin mencintai budaya daerah serta terus berkontribusi dalam menjaga dan mengembangkannya di tengah modernisasi.

“Pasaman Bangkit yang Berkarakter, Maju, dan Berkelanjutan” menjadi semangat yang mengalir dalam setiap langkah pelestarian budaya di bumi Tuanku Rao ini.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |