Biogas, Herman Djide: Energi Bersih dari Kotoran Ternak untuk Kemandirian Desa

3 weeks ago 14

PANGKEP SULSEL - Pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas adalah langkah cerdas dalam menjawab kebutuhan energi rumah tangga sekaligus mengurangi ketergantungan pada gas elpiji. Di banyak desa, limbah peternakan sering kali hanya menumpuk dan mencemari lingkungan. Padahal, jika diolah dengan tepat, kotoran sapi, kambing, maupun ayam mampu menghasilkan gas metana yang bisa digunakan untuk memasak sehari-hari. Dengan teknologi sederhana berbasis drum plastik atau tangki, masyarakat dapat mengubah masalah lingkungan menjadi sumber energi.

Selain menjadi energi alternatif, biogas juga memberikan manfaat ganda berupa pupuk organik cair dan padat dari sisa fermentasi. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian tanpa perlu membeli pupuk kimia yang harganya terus melambung. Dengan demikian, satu instalasi biogas dapat menopang kebutuhan energi dapur sekaligus menyuburkan lahan pertanian warga. Siklus ini menciptakan keberlanjutan yang ramah lingkungan sekaligus ekonomis.

Dari sisi sosial, pengembangan biogas di tingkat rumah tangga maupun kelompok desa juga mendorong kemandirian energi. Warga tidak lagi harus panik saat harga elpiji naik atau pasokan terbatas. Bahkan, bila dikelola bersama melalui koperasi desa, biogas dapat menjadi program pemberdayaan yang mempererat kerja sama antarwarga. Selain itu, teknologi ini mampu memperkuat ketahanan energi nasional mulai dari akar rumput.

Kini saatnya pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat bergerak bersama memperluas penggunaan biogas. Dukungan berupa pelatihan, bantuan peralatan, serta insentif sangat penting agar teknologi ini semakin terjangkau. Biogas bukan sekadar solusi energi, melainkan juga jalan menuju kemandirian desa, ekonomi yang lebih kuat, dan lingkungan yang lebih sehat. Dengan memanfaatkan apa yang tersedia di sekitar kita, sesungguhnya kemandirian energi bukan mimpi, melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan.

Cara Membuat Biogas dari Kotoran Ternak untuk Kemandirian Desa

1. Persiapan Bahan dan Alat

Bahan: kotoran ternak segar (sapi/kambing/ayam), air bersih.

Alat: digester (drum plastik 200 liter atau tangki beton/fiber), pipa PVC, katup pengaman, selang gas, penampung gas (balon gas/drum), dan kompor biogas.

2. Pembuatan Campuran

Campur kotoran ternak segar dengan air bersih (perbandingan 1:1 atau 1:2).

Aduk sampai menyerupai bubur encer.

Masukkan campuran ini ke dalam digester melalui lubang pemasukan.

3. Proses Fermentasi

Tutup rapat digester agar kondisi anaerob (tanpa udara).

Letakkan digester di tempat teduh dengan suhu normal (30–37°C).

Biarkan selama 2–4 minggu, bakteri akan menguraikan kotoran dan menghasilkan gas metana.

Gas akan mengalir melalui pipa menuju penampung gas atau langsung ke kompor.

4. Pemanfaatan Biogas

Sambungkan pipa dari digester ke kompor biogas dengan katup pengaman.

Biogas siap digunakan untuk memasak atau penerangan sederhana.

Sisa lumpur hasil fermentasi (slurry) bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik atau pupuk padat untuk pertanian.

5. Manfaat untuk Desa

Mengurangi ketergantungan pada gas elpiji. Menyediakan energi murah dan ramah lingkungan untuk rumah tangga. Menjadi solusi pengelolaan limbah ternak. Menghasilkan pupuk organik untuk meningkatkan produksi pertanian. Mendorong kemandirian energi dan ekonomi desa.

Pangkep 4 September 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |