JAKARTA - Potret gemilang sektor pertanian Indonesia semakin nyata. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, baru-baru ini mengumumkan kabar gembira bahwa ekspor pertanian Indonesia melonjak signifikan sebesar 38, 25 persen pada periode Januari hingga Agustus 2025. Nilai ekspor yang berhasil dibukukan mencapai angka fantastis, yaitu 4, 57 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini jauh melampaui pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3, 30 miliar dolar AS.
Bagi Budi Santoso, lonjakan ekspor ini bukan sekadar angka. Ia melihatnya sebagai bukti nyata bahwa Indonesia kian kokoh dalam mencapai swasembada pangan. "Pertanian ini ekspornya meningkat tajam 38, 25 persen. Artinya, ini mengindikasikan bahwa swasembada pangan ada. Karena kita tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, tapi ekspor kita cukup bagus, " ujar Budi, di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Data rinci dari Kementerian Perdagangan membeberkan dominasi berbagai komoditas unggulan. Kakao dan olahannya memimpin dengan nilai ekspor mencapai 2, 52 miliar dolar AS. Disusul oleh kopi, teh, mate, dan rempah-rempah yang membukukan nilai 2, 22 miliar dolar AS. Sektor perikanan juga menunjukkan performa mengesankan, dengan ikan, krustasea, moluska, serta invertebrata air lainnya menyumbang 2, 67 miliar dolar AS. Tak ketinggalan, olahan dari daging, ikan, krustasea, moluska atau invertebrata air, atau dari serangga mencapai 993, 36 juta dolar AS, sementara bermacam-macam olahan yang dapat dimakan menyumbang 1, 25 miliar dolar AS. Komoditas nabati pun tak mau kalah, dengan nilai ekspor mencapai 23, 02 miliar dolar AS, serta buah dan buah tempurung yang dapat dimakan, kulit dari buah jeruk atau melon sebesar 954 juta dolar AS. Bahkan, binatang hidup turut berkontribusi dengan nilai 6, 15 juta dolar AS.
Kinerja positif ekspor pertanian ini sejalan dengan tren pertumbuhan ekspor Indonesia secara keseluruhan yang mencapai 7, 7 persen pada Januari-Agustus 2025. Lebih membanggakan lagi, Indonesia berhasil mempertahankan surplus neraca perdagangan selama 64 bulan berturut-turut sejak tahun 2020. Surplus perdagangan bahkan mengalami peningkatan signifikan sebesar 53, 3 persen, melonjak dari 19 miliar dolar AS pada Januari-Agustus 2024 menjadi 29 miliar dolar AS pada periode yang sama di tahun ini.
Upaya pemerintah dalam memperkuat kinerja ekspor terus digalakkan melalui berbagai perjanjian dagang strategis. Saat ini, Indonesia telah menjalin 24 perjanjian dagang, termasuk Preferential Trade Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan total 30 negara. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk terus memperluas jangkauan pasar global bagi produk-produk unggulannya, termasuk sektor pertanian yang terus menunjukkan performa gemilang. (PERS)