PAPUA - Di balik sejuknya angin pegunungan dan hamparan hijau ladang Beoga, sebuah aksi nyata penuh kepedulian terpahat indah oleh prajurit-prajurit loreng Satgas Yonif 700/Pos Beoga. Mereka tidak hanya hadir sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga sebagai pelindung harapan para petani yang selama ini tertatih menghadapi realitas pasar yang tak menentu.
Pada Rabu, 9 April 2025, tanpa aba-aba komando, langkah mereka diarahkan bukan menuju medan tempur, melainkan ke kebun-kebun rakyat. Di sanalah TNI menjadi pembeli, bukan sekadar pengaman, memborong hasil tani mulai dari sayuran segar, buah tropis, hingga rempah asli Papua. Bukan aksi simbolik, tetapi bentuk nyata keberpihakan kepada masyarakat.
Lettu Inf Rahmadanu, Komandan Pos Beoga, dengan tulus mengatakan:
“Kami tahu, satu ikat bayam atau satu karung ubi punya cerita panjang keringat, tenaga, dan harapan. Maka, membelinya dengan harga layak adalah bentuk penghormatan kami kepada para petani yang setiap hari berjibaku dengan tanah.”
Bagi para petani Beoga, yang selama ini terbatas oleh akses pasar dan kondisi geografis ekstrem, aksi Satgas ini adalah secercah cahaya di tengah kelam tantangan ekonomi. Banyak dari mereka mengaku baru kali ini hasil panennya habis terjual dalam satu hari dan dengan harga yang manusiawi.
Mayjen TNI Lucky Avianto, Pangkoops Habema, memberikan apresiasi tinggi atas langkah konkret ini:
“Inilah wajah TNI yang sesungguhnya. Tak hanya memegang senjata, tetapi juga mengulurkan tangan. Apa yang dilakukan Pos Beoga adalah contoh dari TNI yang tidak hanya menjaga, tetapi juga membangun.”
Lebih jauh, Pangkoops menambahkan bahwa pendekatan humanis ini adalah bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang ditekankan dalam setiap misi TNI di Papua.
“Kami ingin setiap langkah prajurit membawa dampak. Membeli hasil tani bukan cuma urusan ekonomi, tapi juga psikologis menanamkan rasa percaya bahwa negara hadir, dan TNI adalah bagian dari mereka, ” jelasnya.
Aksi ini bukan akhir dari sebuah cerita, tapi awal dari sinergi yang lebih besar: antara kekuatan dan kelembutan, antara seragam dan tanah rakyat, antara harapan dan kenyataan. Beoga kini tak hanya menjadi ladang pertanian, tapi juga ladang tumbuhnya cinta dan solidaritas.
TNI hadir bukan hanya untuk berjaga, tapi untuk menyemai harapan dan memanen kepercayaan. Dari ladang Beoga, kita belajar: membangun Papua dimulai dari hal-hal yang paling manusiawi.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Lieutenant Colonel Inf Iwan Dwi Prihartono