PUNCAK - Kabut tipis masih menyelimuti pegunungan Puncak ketika langkah kaki prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti terdengar di Kampung Tagaloa, Distrik Ilaga, Kamis (11/9/2025). Dari Pos Wuloni, mereka datang bukan dengan senjata terhunus, melainkan membawa peralatan medis sederhana dan hati penuh kepedulian.
Hari itu, prajurit TNI menggelar kegiatan Binter terbatas berupa pelayanan kesehatan gratis. Warga Tagaloa, tua dan muda, berdatangan dengan wajah penuh harap. Senyum yang sebelumnya tertahan oleh rasa sakit mulai merekah, tatkala tangan-tangan prajurit menyentuh dengan ketulusan membagikan obat, membalut luka, hingga memberi nasihat kesehatan dengan bahasa kasih.
Kehadiran yang Menumbuhkan Harapan
Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan di pedalaman Ilaga, pelayanan sederhana ini bermakna besar. Danpos Wuloni, Lettu Inf I Made Mertiana, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal mengobati penyakit, melainkan juga menghadirkan rasa aman dan optimisme bagi masyarakat.
“Kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian kami kepada masyarakat Papua, khususnya di Distrik Ilaga. Pelayanan kesehatan gratis ini tidak hanya tentang mengobati penyakit, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan harapan. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa TNI selalu ada untuk mereka, ” ujarnya dengan nada hangat penuh pengabdian.
Lebih dari Sekadar Obat
Bagi warga Tagaloa, pelayanan kesehatan ini adalah cahaya baru di tengah keterbatasan. Obat yang diberikan dan luka yang diperban bukan hanya sekadar tindakan medis, melainkan simbol hadirnya negara di tengah rakyat.
Anak-anak tampak lega saat batuk mereka ditangani, para orang tua tersenyum ketika nyeri yang mereka derita diperhatikan. Ada rasa tenang karena tahu masih ada pihak yang peduli, masih ada tangan yang rela membantu.
Merajut Kebersamaan di Lereng Ilaga
Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti menegaskan bahwa menjaga Papua tidak hanya berarti menjaga batas wilayah, melainkan juga menjaga kehidupan. Melalui pelayanan kesehatan, prajurit dan rakyat kembali dipertemukan dalam simpul kebersamaan.
Di lereng Ilaga, di antara dinginnya udara pegunungan, lahir kehangatan: satu perban, satu obat, satu senyuman, yang semuanya menghidupkan harapan.
Kesimpulan:
Program sederhana namun penuh makna ini menjadi bukti bahwa kehadiran TNI di Papua bukan hanya bersifat militeristik, melainkan juga humanis. Dengan pelayanan kesehatan gratis, prajurit Pos Wuloni menunjukkan bahwa setiap denyut nadi masyarakat Papua berharga, dan setiap senyum adalah alasan untuk terus mengabdi.
Di Tagaloa, TNI kembali menorehkan pesan kuat: menjaga negeri berarti merawat kehidupan, dengan ketulusan tanpa pamrih.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono