ASMAT - Di garis perbatasan yang sunyi, tepat di depan Titik Kuat Batas Batu, Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat, kepedulian kemanusiaan kembali hadir dari prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku. Pada Senin (22/9/2025), mereka memberikan layanan kesehatan gratis bagi warga, menegaskan bahwa tugas prajurit bukan hanya soal keamanan, tetapi juga tentang kepedulian pada sesama.
Kegiatan yang dipimpin oleh Serda Aswat kali ini berfokus pada penanganan seorang warga yang mengalami luka cukup serius di bagian kaki. Dengan cekatan, tim kesehatan Satgas segera melakukan tindakan medis darurat: membersihkan luka, menghentikan pendarahan, hingga membalut kaki agar terhindar dari risiko infeksi.
Bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman Asmat, akses menuju fasilitas kesehatan bukan perkara mudah. Jarak yang jauh, medan yang berat, hingga keterbatasan sarana sering kali membuat luka kecil berisiko menjadi infeksi berbahaya. Oleh karena itu, tindakan cepat Satgas Yonif 733/Masariku tidak hanya menyelamatkan raga, tetapi juga menghadirkan rasa aman bagi warga setempat.
Salah seorang warga yang menyaksikan langsung peristiwa itu menyampaikan rasa syukurnya.
“Kami sangat terbantu. Kalau tidak ada tentara yang rawat, mungkin luka itu bisa tambah parah. Mereka selalu ada untuk kami, bukan hanya jaga kampung, tapi juga menolong saat kami butuh, ” ujarnya dengan tulus.
Peristiwa ini kembali menegaskan misi kemanusiaan yang diemban Satgas Yonif 733/Masariku. Mereka hadir tidak sekadar menjaga tapal batas negara, tetapi juga menjalin kedekatan emosional dengan masyarakat, memastikan bahwa setiap warga merasakan kehadiran negara dalam situasi apa pun.
Dansatgas Yonif 733/Masariku, Letkol Inf Julius Jongen Matakena, sebelumnya telah menekankan bahwa setiap prajurit dituntut untuk hadir secara humanis dalam penugasan. “Kemanunggalan TNI dan rakyat terwujud ketika masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari kehadiran prajurit. Memberikan pertolongan di saat darurat adalah bagian dari tugas mulia kami, ” ungkapnya dalam kesempatan terpisah.
Kisah kecil namun sarat makna ini menjadi bukti nyata bahwa di perbatasan paling ujung negeri, prajurit TNI tidak hanya berdiri sebagai penjaga kedaulatan, melainkan juga sebagai sahabat dan penolong masyarakat. Di Batas Batu, luka seorang warga mungkin sudah sembuh, tetapi jejak kepedulian itu akan selalu membekas di hati masyarakat Asmat.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton