PUNCAK - Di tengah kabut tebal pegunungan Papua, di mana suara helikopter lebih sering terdengar daripada denting lonceng sekolah, secercah cahaya pengetahuan terus menyala. Di SD Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, seorang prajurit TNI bernama Serda Jendri menukar senjatanya dengan kapur tulis, berjuang bukan di medan pertempuran, melainkan di kelas sederhana yang penuh tawa dan semangat belajar anak-anak Papua. Kamis (9/10/2025).
Kisah ini lahir dari program Binter Terbatas Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) melalui Pos Mayuberi, yang tidak hanya menjaga wilayah, tetapi juga menjaga harapan dan masa depan generasi muda di pedalaman. Ketika guru sulit ditemukan, para prajurit tampil sebagai pendidik sukarela mengajarkan huruf, angka, dan arti cita-cita.
Huruf-Huruf yang Menjadi Harapan
Setiap pagi, ruang kelas sederhana di Mayuberi menjadi saksi perjuangan tanpa pamrih. Di papan tulis yang mulai rapuh, jari-jari Serda Jendri menari menuliskan huruf demi huruf, dari “A” hingga “Z”, dari “Ibu” hingga “Papua”.
Anak-anak menirukan dengan penuh semangat, sorot mata mereka berbinar ketika berhasil membaca satu kata dengan benar.
“Setiap kali anak-anak tersenyum setelah bisa membaca, itu adalah kemenangan besar bagi kami, ” ujar Serda Jendri sambil menatap para siswanya yang tengah asyik belajar.
TNI Menjadi Jembatan Masa Depan
Komandan Pos Mayuberi, Letda Inf Arif Natsir, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan misi kemanusiaan dan kebangsaan yang tak kalah penting dari tugas pengamanan perbatasan.
“Tugas kami di ujung negeri ini bukan hanya menjaga kedaulatan dengan senjata, tetapi memastikan cahaya ilmu pengetahuan tidak padam di sini, di Mayuberi, ” tegasnya.
Letda Arif menambahkan, prajurit TNI adalah jembatan yang menghubungkan anak-anak Papua dengan masa depan yang lebih cerah.
“Apa artinya menjaga kedaulatan wilayah, jika kita tidak menjaga mimpi anak-anak untuk bisa membaca dan menulis? Dengan mengajar, kami menegaskan bahwa negara hadir untuk mereka, bahwa Indonesia peduli, ” ujarnya penuh makna.
Dari Mayuberi, Cahaya Itu Menyala
Kegiatan belajar mengajar ini mungkin sederhana dan waktunya terbatas, tetapi dampaknya akan abadi. Huruf-huruf yang diajarkan hari ini akan menjadi pondasi masa depan anak-anak Papua.
Serda Jendri dan rekan-rekannya meninggalkan jejak bukan di atas tanah, melainkan di hati dan pikiran generasi penerus bangsa. Mereka membuktikan bahwa pahlawan sejati tak selalu mengangkat senjata, melainkan juga mereka yang mengangkat kapur tulis demi masa depan yang lebih terang.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono