Direktur RSUD Jeneponto Angkat Bicara Terkait Video yang Beredar Viral di Media Sosial, Simak Penjelasannya

1 week ago 18

JENEPONTO, SULSEL - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang (Latopas) Kabupaten Jeneponto, dr. St, Pasriany angkat bicara terkait video yang beredar viral di media sosial pada Sabtu malam, (5/4/2025) yang diposting oleh pemilik akun Facebook @Riska Aulia.

Dirut RSUD Latopas, dr. Pasriany menjelaskan awal mula pasien perempuan insial SD masuk/ditangani di ruang IGD pada Sabtu, 5 April 2025 pukul 22.46 WITA dengan keluhan pasien sakit perut tembus kebelakang disertai air ketuban. 

"Ini keluhan dari pasien ya, dia masuk dengan keluhan sakit perut tembus kebelakang disertai air ketuban. Jadi pasein masuk di IGD setelah janinnya sudah tidak bergerak lagi dari 4 jam yang lalu. Dari sejak tadi malam. Tadi malam dimaksud itu malam sebelumnya pada tanggal 4 April 2025 janin pasien sudah meninggal, " ucap Pasriany dalam keterangan resminya. 

Hal ini, kata dia, berdasarkan hasil riwayat pemeriksaan dari Bidan, dari dokter ahli kandungan yang menyebut bahwa pasien tersebut ada riwayat pemeriksaan di sanro (dukun).

"Jadi riwayat pemeriksaan terakhir pasein itu bukan dokter ahli bukan juga di bidan-bidan, akan tetapi terakhir ketemunya di dukun dalam minggu ini. Itu diurut ya di dukun, ' ungkapnya.

Lebih jauh, kata Pasriany, di IDG, pasein ditangani sesuai SOP dengan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan denyut jantung janin dengan menggunakan alat kedokteran.

Dan pada saat pemeriksaan dokter, lanjut Pasriany, denyut jantung janin sudah tidak terdengar dan setelah pemeriksaan pertama diberi oksigen sampai pemeriksaan ketiga hasilnya sama (denyut jantung janin tidak terdengar). 

"Jadi di IDG itu tiga kali dokter melakukan pemeriksaan denyut jantung janin namun tetap tidak terdengar, " jelas Pasriany menggelar konferensi pers secara resmi di Aula RSUD Latopas, Selasa (8/5/2025) dengan menghadirkan keluarga dekat pasien termasuk dokter yang tangani pasien dan Bidan terkait.

Namun disisi lain, keluarga pasien tetap berkuat atas apa yang dialami adeknya. Sebab, ia menilai bahwa dokter kurang profesional dan tidak memenuhi SOP, seperti yang ditulis @Riska Aulia diakun Facebook miliknya.

Begitupula yang terangkan Riska dalam siaran pers, bahwa informasi yang dibagikan di media sosial adalah benar adanya.

Bukan karena persoalan janin adeknya sudah tidak bisa diselamatkan. Namun kata dia, pelayanan RUSD yang diduga kurang memuaskan terhadap keluarga pasein.

"Saya tahu ini semua sudah Allah tadirkan, andai mungkin dgn penanganan cepat dan tepat adik saya tidak diruang ICU saat ini, sekali lagi sy manusia biasa yg sedang berandai2 tanpa mendahului takdir Allah, " tegasnya.

Menanggapi hal ini, Dirut RSUD Latopas, dr. Pasriany juga sangat memahami atas apa yang dialami oleh keluarga pasien. Tak pelak, pihaknya siap menerima kritikan demi mendorong perbaikan pelayanan rumah sakit, membantu mengembangkan kemampuan analitis dan pemecahan masalah.

"Saya sebagai pimpinan di rumah sakit menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini dan kami pun merasakan ketidaknyamanan yang sama, " ucap Pasriany.

Rumah sakit ini memiliki kurang lebih 1000 petugas dengan karakter yang berbeda-beda. "Suara masyarakat harus kami dengarkan dan kami akan melakukan perbaikan, terutama dalam prosedur pelayanan, ” tambahnya menyikapi bijak. (*)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |