PAPUA - Dalam lanskap Papua yang indah namun masih diliputi tantangan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tampil sebagai lebih dari sekadar kekuatan militer mereka adalah motor penggerak pembangunan, penyambung komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, serta pelindung nilai-nilai kemanusiaan. Kamis 17, April 2025.
Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, TNI mengemban tiga misi penting di Bumi Cenderawasih: menjaga keamanan, mendukung layanan dasar pemerintah daerah, dan membangun komunikasi sosial yang inklusif. Melalui penempatan satuan tugas (satgas) di berbagai titik strategis, TNI telah berkontribusi nyata dalam menciptakan stabilitas dan mendukung percepatan pembangunan di tanah Papua.
Keamanan: Pintu Masuk Kesejahteraan
Stabilitas keamanan adalah kunci utama pembangunan. TNI tidak hanya memahami prinsip ini, tetapi juga membuktikannya melalui tindakan nyata di lapangan. Ancaman dari kelompok separatis bersenjata (KSB) seperti OPM masih menjadi tantangan besar, termasuk insiden tragis yang menimpa Glen Malcolm Conning pilot asal Selandia Baru yang dibunuh pada 5 Agustus 2024. Tindakan brutal ini menunjukkan bahwa teror masih membayangi, bahkan terhadap warga asing yang sedang berkontribusi dalam pembangunan Papua.
Namun, TNI tak tinggal diam. Esok harinya, Selasa (6/8), tanpa diminta oleh siapapun, pasukan TNI langsung melakukan evakuasi jenazah pilot Glen bersama tenaga kesehatan, guru, dan balita. Aksi ini murni atas dasar kemanusiaan sebuah bukti bahwa TNI tidak hanya bekerja berdasarkan instruksi, tapi juga atas nurani.
Lebih dari itu, keberhasilan TNI dalam membebaskan sandera Pilot Susi Air, Kapten Phillip Mark Mehrtens pada 21 September 2024, menjadi penegas bahwa TNI punya kemampuan, keberanian, dan dedikasi tinggi dalam menjaga setiap jiwa, baik warga lokal maupun internasional.
Pendekatan Sosial Humanis: Menyatu dengan Rakyat
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa TNI bersama Polri berkomitmen membangun Papua melalui jalan damai dan humanis.
“Keamanan adalah fondasi kesejahteraan. Kami tak hanya fokus menindak KSB, tapi juga aktif membangun hubungan sosial melalui kegiatan kemanusiaan dan pelayanan masyarakat, ” jelas Mayjen Lucky.
Melalui langkah-langkah ini, TNI terus memperkuat kepercayaan masyarakat Papua tidak sebagai kekuatan yang menakutkan, tetapi sebagai pelindung dan sahabat rakyat. Dengan pendekatan ini, sinergi antara TNI dan masyarakat kian kuat dalam menjaga stabilitas dan mempercepat pembangunan.
Kesimpulan: TNI Bukan Hanya Pelindung, Tapi Pembangun Bangsa
Papua tidak hanya butuh senjata, tapi juga sentuhan. TNI menghadirkan keduanya mengamankan wilayah dan sekaligus menggerakkan kemajuan. Ketika ancaman datang, TNI berdiri di depan. Ketika harapan dibutuhkan, TNI hadir memberi solusi.
Dengan profesionalisme, responsivitas, dan pendekatan modern, TNI hari ini tak hanya menjadi benteng pertahanan, tapi juga jembatan menuju masa depan Papua yang lebih damai, adil, dan sejahtera.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono