Drama atau Strategi? Mr. Terimakasih Juga Banyak dilaporkan kasus Investasi Property

1 month ago 12

DENPASAR — Publik dikejutkan dengan pengakuan influencer asal Rusia, Sergeii Domogatsky, yang dikenal luas di media sosial dengan nama Mr. Terimakasih, mengaku menjadi korban penculikan, pemerasan, dan penyiksaan di Bali. Namun, di tengah simpati warganet, muncul dugaan lain: bahwa kisah “penculikan” itu hanyalah bagian dari skenario besar untuk menutupi jerat hukum yang kian menekan.

Dalam keterangannya ke sejumlah media, Sergeii mengklaim disergap oleh dua pria berseragam mirip polisi saat mengendarai motor di kawasan Bali. Ia disebut diseret ke dalam mobil Alphard hitam, disetrum dengan stun gun, dan dipaksa mentransfer uang senilai 1 juta dolar AS sebelum akhirnya dibuang di sekitar Hotel Kempinski. Laporan atas insiden ini pun dilayangkan ke Polda Bali dengan nomor STTLP/732/X/2025/SPKT/POLDA BALI tertanggal 19 Oktober 2025. Dikutip dari media JBM. 

Namun, di balik narasi dramatis tersebut, muncul rangkaian fakta lain yang jauh lebih gelap. Sejumlah warga negara asing dari Rusia, Ukraina, Belarus, Prancis, hingga Uni Emirat Arab justru melaporkan Sergeii ke kepolisian atas dugaan penipuan dan penggelapan dana investasi. Data yang dihimpun menyebut sedikitnya 10 laporan resmi telah masuk ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Bali dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp31 miliar.

Modus yang digunakan disebut cukup rapi: melalui perusahaan-perusahaan properti dan investasi seperti PT Reflection Heavens Penida, PT World Class Projects, PT Best Global Solutions, dan PT Bali Development Group. Korban dijanjikan memiliki properti berharga murah di Bali, dengan sistem pembayaran berbasis mata uang kripto agar sulit dilacak lembaga keuangan seperti PPATK.

Salah satu korban yang dihubungi media mengungkap bahwa Sergeii kerap memanipulasi citranya di depan publik Indonesia, berpura-pura menghormati budaya lokal, namun justru menghina di belakang layar. Dalam sebuah rekaman suara yang diterjemahkan, ia menyebut “orang Indonesia bodoh, pengacara tidak bisa bekerja, dan senator hanya omong kosong.”

“Mr. Terimakasih bicara manis soal Bali dan Indonesia, tapi di balik layar dia memperdaya banyak orang dengan berita palsu, ” ujar salah satu korban yang enggan disebutkan namanya.

Dikutip dari Media Radar Bali yang turut melaporkan adanya kejanggalan besar dalam narasi penculikan tersebut. Berdasarkan penelusuran mereka, ada indikasi kuat bahwa drama penyiksaan yang diungkap Sergeii hanyalah upaya membelokkan perhatian publik dari kasus-kasus hukum yang menjeratnya.

Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, S.I.K., menegaskan bahwa seluruh laporan terhadap Mr. Terimakasih akan diproses secara profesional. Ia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi opini liar di media sosial.

“Kami pastikan seluruh laporan akan diproses sesuai hukum. Masyarakat yang merasa dirugikan dipersilakan melapor secara resmi, ” ujar Ariasandy.

Kini publik menunggu kepastian: apakah Sergeii Domogatsky benar-benar korban sindikat bersenjata, atau justru aktor utama dari drama besar yang ia tulis sendiri untuk menyelamatkan reputasi dan mengaburkan jejak kejahatannya.

Satu hal yang jelas, di tengah simpati yang mulai luntur, Bali kembali dihadapkan pada ujian citra dan kepercayaan publik global, akibat ulah seorang influencer yang bermain terlalu jauh di antara panggung maya dan kenyataan. (Ray) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |