SIDOARJO - Pengurus Besar (PB) Alkhairaat turut merasakan kesedihan mendalam atas musibah yang mengguncang Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025). Peristiwa tragis ini meninggalkan luka mendalam bagi seluruh keluarga besar Alkhairaat.
Ketua Umum PB Alkhairaat, HS Mohsen Alaydrus, mengungkapkan rasa empati yang tulus dari seluruh jajaran Alkhairaat terhadap tragedi yang merenggut nyawa dan melukai para santri. Ia menyampaikan harapan agar para korban yang telah berpulang mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
“Kami mendoakan agar para korban yang wafat diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Taala sebagai syuhada, diampuni segala dosa dan khilafnya, serta ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya, ” ujar Habib Mohsen.
Bagi keluarga, para guru, dan seluruh elemen Pondok Pesantren Al-Khoziny, Habib Mohsen memanjatkan doa agar senantiasa diberikan kekuatan iman, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi cobaan berat ini.
Lebih dari sekadar ungkapan belasungkawa, Habib Mohsen mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat krusial mengenai pentingnya menjaga aspek keselamatan dan kehati-hatian dalam setiap proses pembangunan. Ia juga menekankan perlunya memperkuat rasa solidaritas untuk saling membantu sesama yang tertimpa musibah.
“Atas nama keluarga besar Alkhairaat di seluruh Indonesia, kami menyampaikan doa dan empati yang tulus. Semoga Allah Subhanahu Wa Taala segera mengangkat kesedihan ini dan menggantinya dengan rahmat serta keberkahan, ” tutupnya, mengakhiri pernyataannya dengan harapan penuh.
Musibah terjadi ketika bangunan musala berlantai empat di kompleks Ponpes Al-Khoziny ambruk sekitar pukul 15.35 WIB. Ratusan santri tengah khusyuk melaksanakan salat Asar berjemaah pada saat tragedi itu berlangsung.
Dampak dari kejadian ini sangat memilukan. Lebih dari 100 santri dilaporkan terdampak langsung. Setidaknya lima santri meninggal dunia, puluhan lainnya mengalami luka-luka, dan beberapa bahkan sempat terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Upaya evakuasi yang dilakukan oleh tim Basarnas terus dilakukan tanpa henti. Hingga Rabu malam (01/10/2025), tercatat 18 korban berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Dari jumlah tersebut, lima santri dinyatakan meninggal dunia, sementara 13 lainnya berhasil diselamatkan.
Informasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa bangunan musala yang roboh tersebut diketahui sedang dalam tahap renovasi. Pengecoran atap lantai tiga baru saja selesai dilakukan pada pagi hingga siang hari sebelum insiden nahas ini terjadi. (PERS)