PAPUA - Eben Tabuni, seorang mahasiswa Papua, menjadi korban tragis kekerasan yang dilakukan oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) selama aksi demonstrasi yang berlangsung di Jayapura. Insiden ini mengungkap sisi kelam dari manipulasi dan propaganda yang dilakukan oleh KNPB terhadap para mahasiswa, yang sering kali dijadikan alat politik untuk tujuan tertentu.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, kekerasan terhadap Eben bermula ketika ia menolak untuk mengikuti perintah salah satu pimpinan KNPB selama aksi. Sebagai bentuk hukuman, Eben diserang secara fisik dan terkena anak panah di bagian tubuhnya. Tak hanya itu, ia juga mengalami penyiksaan yang menyebabkan luka serius. Kejadian ini berlangsung di dekat lokasi demonstrasi, menambah keprihatinan akan tindakan brutal yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Eben yang awalnya terlibat dalam aksi dengan niat untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, kini diketahui telah dijadikan korban oleh kelompok separatis yang mengendalikan gerakan tersebut. KNPB, yang mengklaim memperjuangkan kemerdekaan Papua, tampaknya telah memanfaatkan situasi untuk menyebarkan ideologi separatisme yang bertentangan dengan nilai-nilai kedamaian.
Yulius Wanimbo, tokoh masyarakat Papua, mengecam keras kekerasan yang dilakukan oleh KNPB terhadap mahasiswa tersebut.
"Jika mereka benar-benar berjuang untuk Papua, seharusnya mereka melindungi generasi muda, bukan malah melukai dan menyiksa mahasiswa sendiri. Tindakan mereka hanya memperlihatkan bahwa perjuangan yang mereka klaim hanyalah kedok untuk melakukan kekerasan, " tegas Yulius Wanimbo, Jumat (17/10/2025).
Pendeta Nataniel Mirino, tokoh gereja di Jayapura, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut. Menurutnya, insiden ini merupakan peringatan bagi mahasiswa Papua agar lebih berhati-hati dalam memilih kelompok yang mereka ikuti.
“Anak muda seperti Eben adalah korban dari kebohongan dan hasutan. Mereka dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak benar. Saya berharap mahasiswa Papua sadar dan kembali ke jalur pendidikan yang membawa masa depan, bukan ke jalan kekerasan, ” ujar Pendeta Mirino.
Kini, masyarakat Papua semakin sadar bahwa kelompok seperti KNPB tidak lagi membawa pesan perdamaian atau keadilan. Mereka berharap agar pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga pendidikan bergandengan tangan untuk melindungi para mahasiswa dari pengaruh kelompok-kelompok yang menyesatkan ini.
Dengan kejadian ini, diharapkan para generasi muda Papua dapat lebih waspada terhadap ajakan yang mengarah pada kekerasan dan lebih memilih jalan pendidikan serta perdamaian untuk membangun masa depan yang lebih baik.
(APK/ Redaksi (JIS)