Kiwirok, Papua Pegunungan - Isu “TNI membom Kiwirok” kembali memanas di media sosial usai kelompok bersenjata TPNPB-OPM menuduh TNI melakukan serangan udara terhadap permukiman warga di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada 7 Oktober 2025.
Namun hasil penelusuran lapangan tim Papua Insight bersama aparat keamanan menunjukkan fakta berbeda tidak ada pengeboman, melainkan pembakaran sekolah oleh kelompok bersenjata.
Klaim TPNPB: Tuduh TNI Lakukan Serangan Udara
Dalam pernyataan yang beredar melalui kanal Telegram TPNPB, juru bicara Lamek Taplo menuduh bahwa helikopter TNI menjatuhkan bom di sekitar Kiwirok. Klaim tersebut disebut sebagai “aksi balasan” atas operasi militer sebelumnya di wilayah Pegunungan Bintang.
Namun, tuduhan itu tidak disertai bukti visual, foto, atau laporan independen. Tidak ada citra udara maupun data korban yang bisa diverifikasi.
“Kami mendengar ledakan dan rumah warga rusak, ” tulis pernyataan mereka tanpa menyebut nama saksi atau lokasi pasti.
Fakta Lapangan: Sekolah Dibakar, Bukan Dibom
Data resmi dari Kodam XVII/Cenderawasih dan Polres Pegunungan Bintang membantah keras tuduhan tersebut. Peristiwa yang terjadi pada 7 Oktober pagi justru adalah pembakaran SMP Negeri Kiwirok oleh sekelompok orang tak dikenal.
“Tidak ada operasi udara ofensif TNI di Kiwirok. Yang terjadi adalah aksi pembakaran oleh kelompok bersenjata, ” tegas Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Czi Ghofar Ngadiyono, kepada wartawan di Jayapura (8/10/2025).
Media nasional seperti Okezone, Liputan6, CNN Indonesia, dan Tempo juga melaporkan hal yang sama: pembakaran dilakukan oleh sekitar 16 orang bersenjata, bukan akibat serangan udara.
Kesaksian Warga: Helikopter Lewat, Tapi Tak Ada Bom
Tim investigasi Papua Insight mewawancarai tiga warga yang kini mengungsi di Oksibil.
Mereka mengaku memang mendengar suara helikopter dan letusan senjata, tetapi tidak melihat adanya bom dijatuhkan.
“Helikopter lewat dua kali, tapi kami tidak lihat bom. Sekolah memang terbakar, asap banyak, ” ungkap Mekson Numi (36), warga Sopamikma.
“Tentara datang setelah sekolah terbakar. Mereka bantu amankan warga, ” tambah Yohanes Sen, warga Kampung Gigobak.
Laporan ini konsisten dengan keterangan resmi TNI bahwa aktivitas udara pada hari itu hanya untuk pemantauan dan logistik, bukan operasi ofensif.
Analisis: Propaganda Lama yang Diulang
Menurut Dr. Yudi Rahardjo, pengamat militer dan konflik Papua dari Universitas Pertahanan Indonesia, tuduhan seperti ini merupakan pola komunikasi lama yang sering digunakan kelompok separatis.
“Narasi ‘pengeboman’ sering dipakai untuk menggiring opini bahwa TNI menyerang warga sipil, padahal di lapangan yang terjadi bentrokan dengan kelompok bersenjata, ” jelasnya.
Sejak 2021, jaringan pendukung TPNPB di luar negeri kerap menyebarkan narasi serupa tanpa bukti forensik maupun verifikasi pihak ketiga.
Data Resmi: Tidak Ada Korban Sipil
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban sipil dari Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang maupun aparat keamanan.
Kerusakan yang tercatat hanya SMP Negeri Kiwirok yang dibakar oleh kelompok bersenjata.
Saat ini, TNI-Polri masih melakukan penyisiran darat terbatas untuk memastikan keamanan warga dan mencegah serangan lanjutan.
Kesimpulan Redaksi
Berdasarkan hasil verifikasi hingga 9 Oktober 2025, dapat disimpulkan bahwa:
* Tidak ditemukan bukti adanya pengeboman udara oleh TNI di Kiwirok.
* Peristiwa sebenarnya adalah pembakaran sekolah oleh kelompok bersenjata.
* Helikopter TNI hanya melakukan pemantauan dan dukungan logistik.
* Narasi pemboman adalah propaganda digital TPNPB tanpa bukti independen.
Penutup
Konflik di Papua sekali lagi menunjukkan bahwa perang informasi sering lebih berbahaya daripada perang bersenjata.
Narasi bisa menjadi senjata yang mematikan ketika fakta dikaburkan oleh kepentingan politik.
“Fakta adalah korban pertama dalam setiap konflik, ” tulis seorang relawan kemanusiaan di Oksibil.
“Dan tugas jurnalis adalah memastikan fakta tetap hidup.”
Penulis: Tim Investigasi Papua Insight
Editor: Redaksi Nasional
Tanggal: 9 Oktober 2025
Wilayah Liputan: Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan








































