Gagal Beli Pupuk, Oknum Pangulu Nagori Landbouw Janjikan Uang Dikembalikan

2 hours ago 1

SIMALUNGUN - Sebelumnya, Ucok Gadong Saragih ditawari, sekiranya membeli pupuk bersubsidi ? Dikarenakan butuh pupuk untuk tanaman di ladangnya. Maka, pupuk bersubsidi dipesan sebanyak 35 zak.

Meskipun, belum tau di mana keberadaan pupuknya. Namun, Ucok Gadong Saragih membayar lunas pupuk senilai Rp 4, 2 Juta. Setelah menunggu sebulan lamanya, pupuk tersebut tak kunjung diantarkan.

Akhirnya, Ucok Gadong Saragih mendatangi dan bertemu oknum Haidir Jailani di Kantor Pangulu Nagori Landbouw, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Jumat (12/12/2025), sekira pukul 09.30 WIB.

Singkat cerita, oknum Pangulu Nagori Landbouw Haidir Jailani mengembalikan uang senilai Rp 3 Juta dan sisanya, dijanjikan akan dikembalikan Rp 1, 2 Juta pada hari Jumat sore tersebut.

Namun, setelah menunggu semalaman hingga hari Sabtu pagi (13/12/2025) Ucok Gadong Saragih belum menerima sisa uangnya tersebut dan Ia memutuskan untuk menjumpai kembali Pangulu Haidir Jailani.

Terpisah, hingga berita ini dilansir ke publik, Haidir Jailani belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapannya terkait janjinya akan mengembalikan sisa uang Rp 1, 2 Juta yang ditagih Ucok Gadong Saragih.

Sebelumnya diberitakan,
Menurut keterangan warga, oknum Pangulu HJ mengaku dapat membantu pengadaan pupuk di Bombongan, Huta 4, Nagori Pematang Kerasaan Rejo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Selasa (09/12/2025), sekira pukul 09.00 WIB.

"Warga mempercayai oknum HJ dan sembari menyerahkan sejumlah uang, memesan pupuk melalui oknum Pangulu Nagori Landbouw, " ungkap Damanik.

Selanjutnya, Damanik mengungkapkan, sosok HJ sempat menjadi sorotan media akibat penolakan masyarakat tentang realisasi dan pertanggungjawaban Dana Desa dan satu unit sepeda motor operasionalnya berplat merah digadaikan.

"Masyarakat mencibir oknum HJ dan menolak pertanggung jawaban pengelolaan Dana Desa. Parahnya, sepeda motor dinasnya digadaikan ke rentenir dan ditebus setelah setahun lamanya, " beber Damanik.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |