BANYUMAS - Langit cerah di ahad awal tahun 1447 Hijriyah menjadi saksi semangat umat Islam menyemarakkan Gebyar Muharram 1447 H di Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, sebuah masjid cagar budaya yang tak pernah lelah menghidupkan syiar dan memberdayakan umat, Ahad (13/07/2025).
Sejak pagi, kegiatan dimulai dengan kajian muslimah bersama Dra. Hj. Ariyani Indiastuti, yang diikuti jamaah ibu-ibu yang berasar dari berbagai kelompok latarbelakang duduk bersama berdampingan, disusul aneka lomba islami, mewarnai, kaligrafi, adzan, Pildarem, festival bedug, hingga video kreatif. Tersedia pula cek kesehatan gratis serta bazar UMKM dengan 30 tenda pelaku usaha lokal, menjadikan halaman masjid hidup dengan aktivitas ekonomi umat yang berkah.
Salah satu momen hangat datang dari Tiffani, siswi SD asal Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, peserta lomba mewarnai dan kaligrafi yang hadir bersama kedua orang tuanya dan adik perempuannya. Saat ditemui awak media, dengan polos dan penuh semangat ia berkata.
“Aku senang banget ikut lomba di sini. Masjidnya kuno, halamannya luas, panitianya ramah, jurinya sopan dan perhatian. Pokoknya senang, sambil piknik, jalan-jalan ke masjid kuno.” Ungkapan lugu ini menunjukkan betapa kegiatan di masjid cagar budaya mampu menciptakan pengalaman berkesan bagi generasi penerus umat.
Tepat pukul 09.00 WIB, seremoni pembukaan berlangsung khidmat dengan pelepasan balon ke udara oleh Ketua Takmir Wahyu Sukirman, diikuti seluruh pengurus, panitia, dan undangan.
Di atas panggung utama, dilakukan pula penyerahan simbolis Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan kepada Ketua Takmir dan 11 peserta baru dari kalangan satpam, juru parkir, guru TPA, pelaku UMKM, hingga juru masak dapur masjid.
Antusiasme masyarakat terus mengalir. Hingga siang hari, puluhan warga, pekerja informal, UMKM, Pemasar, dan pedagang langsung mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sektor BPU (Bukan Penerima Upah) di stan layanan yang disediakan, didampingi dua agen Perisai dan staf BPJS TK Purwokerto.
Pukul 15.00 WIB, suasana berubah haru saat puluhan anak yatim sekitar masjid menerima santunan sebagai bentuk cinta dan perhatian sosial dari jamaah dan takmir.
Acara ditutup dengan Tabligh Akbar Budaya selepas Isya bersama Ust. Yusuf Haryadi, S.Pd.I, yang menyampaikan dakwah dengan pendekatan budaya lewat seni pedalangan.
Gebyar Muharram ini bukan sekadar seremoni, tetapi implementasi nyata dari visi Mas Ekodaya, masjid sebagai pusat pemberdayaan sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan perlindungan umat.
“Masjid berdaya adalah masjid yang menjangkau seluruh kehidupan umatnya, dari sujud, hingga sejahtera, ” pungkas Ketua Takmir, sarat makna.
(Djarmanto - YF2DOI)