Heri Tito Rinaldi Dorong UMKM Bukittinggi Naik Kelas Lewat Seminar Nasional Ekonomi Kerakyatan

10 hours ago 4

Bukittinggi – Universitas Fort De Kock Bukittinggi berkolaborasi dengan PC Perkumpulan Pengusaha Nusantara (P2N) Kota Bukittinggi menggelar Seminar Nasional Ekonomi Kerakyatan bertema Pemberdayaan UMKM Menuju Indonesia Emas 2045. Menghadirkan akademisi dan praktisi tingkat nasional, kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk mendorong pelaku usaha kecil dan menengah di Bukittinggi naik kelas melalui penguatan legalitas, akses permodalan, dan peningkatan kemasan produk.

Ketua PC P2N Bukittinggi, Heri Tito Rinaldi, S.H., M.Kn., menegaskan bahwa seminar ini merupakan tindak lanjut rapat kerja dan bentuk nyata kemitraan dengan Universitas Fort De Kock.
“Kita ingin seminar ini menjadi pintu masuk bagi kegiatan lanjutan yang membuka lebih banyak peluang bagi UMKM. Setelah ini, harus ada langkah konkret yang bisa dirasakan langsung oleh pelaku usaha, ” ujarnya.

Tiga narasumber utama memberikan materi strategis. Dr. Riyatno, S.H., LL.M., Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, memaparkan strategi hilirisasi dan peluang investasi. Dr. Beatrix Benni, S.H., M.Pd., M.Kn., Notaris Kota Padang sekaligus akademisi, menjelaskan proses pendirian badan hukum seperti koperasi dan PT. Sementara Ir. Yuliot Tanjung, M.M., Wakil Menteri ESDM, membahas dukungan sektor energi untuk memperkuat kewirausahaan.

Lebih dari 100 peserta mengikuti kegiatan ini, baik secara daring maupun luring. Pesan utama yang mengemuka adalah pentingnya pelaku UMKM memiliki legalitas usaha, memperluas akses modal, serta meningkatkan kualitas kemasan produk agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Koordinator UMKM Bukittinggi, Arnita, menilai seminar ini sangat relevan dengan kebutuhan pelaku usaha.
“Harapan kami, Bukittinggi tidak hanya dikenal sebagai kota wisata, tetapi juga sebagai penghasil produk unggulan dengan pusat industri terbesar di daerah. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan minimal sekali setiap bulan, ” katanya.

Heri Tito Rinaldi menambahkan, kendala seperti perizinan dan keterbatasan modal tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pelaku usaha. “Kuncinya adalah kolaborasi erat antara akademisi, pemerintah, dan komunitas usaha. P2N siap menjadi jembatan antara UMKM dan berbagai peluang, baik di tingkat nasional maupun internasional, ” tegasnya.(Lindafang)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |