HOAKS DI BALIK ASAP: OPM Kodap XV Ngalum Kupel Sebar Fitnah TNI Gunakan Bom di Kiwirok, Faktanya Misi Kemanusiaan

4 weeks ago 14

PEGUNUNGAN BINTANG - Isu menyesatkan kembali beredar di dunia maya. Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XV Ngalum Kupel menuduh TNI menggunakan pesawat dan bom dalam operasi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Namun setelah ditelusuri, tuduhan tersebut terbukti palsu dan merupakan hoaks yang sengaja disebarkan untuk memprovokasi masyarakat Papua.

Informasi bohong itu beredar melalui sejumlah akun simpatisan OPM yang kerap menebar propaganda untuk membangun opini negatif terhadap aparat keamanan. Padahal, kenyataannya TNI sedang melaksanakan misi kemanusiaan, bukan operasi militer sebagaimana dituduhkan.

TNI Justru Selamatkan Warga dan Guru yang Terancam

Berdasarkan keterangan dari lapangan, pasukan TNI di Distrik Kiwirok tengah fokus membantu evakuasi tenaga pengajar dan menyalurkan bahan makanan (bama) bagi warga yang terdampak aksi kekerasan.

Sebelumnya, kelompok OPM Kodap XV Ngalum Kupel diketahui melakukan pembakaran terhadap sekolah dan fasilitas umum yang mengakibatkan sejumlah guru trauma dan mengungsi.

Kepala Distrik Kiwirok, Yulianus Kalakmabin, menegaskan bahwa tuduhan terhadap TNI sama sekali tidak berdasar.

“Saya melihat sendiri bagaimana aparat membantu warga, terutama para guru yang ketakutan akibat pembakaran sekolah. Tidak ada bom, tidak ada pesawat tempur. Yang ada adalah bantuan dan perlindungan, ” ujarnya tegas, Kamis (9/10/2025).

Yulianus juga mengecam penyebaran berita palsu yang justru memperkeruh situasi. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi.

Tokoh Gereja: “Hoaks Itu Tameng OPM untuk Tutupi Kejahatan Sendiri”

Hal senada disampaikan oleh tokoh masyarakat dan rohaniwan Pendeta Markus Nop, yang turut mengecam penyebaran fitnah oleh kelompok separatis.

“Mereka yang membakar sekolah, mengancam guru, tapi malah menuduh TNI mengebom desa. Itu bohong besar. Kami tahu siapa yang sebenarnya membuat kerusakan di sini, ” ungkapnya dengan nada tegas.

Pendeta Markus menilai bahwa aksi penyebaran hoaks ini adalah strategi lama OPM untuk menutupi tindakan brutal mereka sendiri sekaligus menggiring opini publik agar membenci negara.

Propaganda Digital Jadi Senjata Baru Separatis

Kasus ini memperlihatkan kembali pola klasik propaganda digital yang sering digunakan oleh OPM yakni menciptakan narasi palsu tentang kekerasan oleh aparat, padahal fakta di lapangan menunjukkan hal sebaliknya.

Melalui unggahan, video editan, dan narasi menyesatkan, mereka mencoba menggiring simpati publik internasional sambil menutupi aksi kekerasan terhadap warga sipil di Papua.

Masyarakat Diminta Waspada Terhadap Informasi Tidak Terverifikasi

Peristiwa ini menjadi peringatan penting agar masyarakat lebih kritis terhadap berita yang beredar di media sosial, terutama yang bersumber dari akun tidak resmi.

“Hoaks adalah senjata baru kelompok separatis. Mereka ingin menciptakan ketakutan dan perpecahan. Tapi masyarakat Papua sudah cerdas, kami tahu siapa yang benar-benar bekerja untuk rakyat, ” pungkas Kepala Distrik Kiwirok.

Di balik isu fitnah dan kebohongan, fakta tetap berbicara: prajurit TNI hadir di Kiwirok bukan untuk berperang, melainkan untuk menolong, melindungi, dan memulihkan kehidupan masyarakat.

Sementara hoaks hanya akan lenyap ditelan kebenaran, bukti nyata pengabdian TNI akan terus hidup di hati rakyat Papua.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |