IMM Umsida Lahirkan Kader Intelektual dan Spiritual Lewat Mastama

2 months ago 32

SIDOARJO - Suasana kehangatan dan semangat menyelimuti Ruang Nyai Walidah, Lantai 7, GKB 3 Kampus 1 Umsida pada Ahad (28/9/2025). Di sanalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar Masa Ta’aruf Mahasiswa (Mastama) yang tak hanya menjadi ajang perkenalan, tetapi juga fondasi pembentukan karakter bagi para mahasiswa baru.

Acara yang mengusung tema “Sinergi Intelektual dan Spiritual: Membangun Identitas Diri Mahasiswa Melalui IMM” ini berlangsung semarak, dihadiri berbagai tokoh penting, pimpinan cabang, hingga hiburan segar dari seorang komika. Mastama IMM Umsida menjadi gerbang awal bagi para kader untuk merajut kebersamaan, belajar, dan berkhidmat di bawah panji organisasi mahasiswa berlandaskan Islam berkemajuan.

“Kalian di sini bukan lagi sekadar peserta, tetapi sudah menjadi kader IMM. Kebersamaan kita adalah awal untuk bergerak, belajar, dan berkhidmat melalui organisasi mahasiswa yang berlandaskan Islam berkemajuan, ” ujar Immawan Muh Masy’al D, Ketua Koordinator Komisariat (Koorkom) IMM Umsida, dengan penuh semangat. Pernyataannya disambut antusias, menandakan kesadaran baru bahwa bergabung dengan IMM adalah langkah awal yang bermakna.

Ketua Pimpinan Cabang (PC) IMM Sidoarjo, Immawan Bagus Yoga Aditya, turut menegaskan peran vital IMM sebagai organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia. “Lebih dari 300 ribu mahasiswa kampus Muhammadiyah di seluruh Indonesia merupakan kader IMM. Ini menjadi bukti nyata betapa luas dan kuatnya jaringan kaderisasi kita. Maka bergabung di IMM adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab, ” ungkapnya, disambut tepuk tangan meriah.

Sesi talkshow Mastama semakin menginspirasi dengan kehadiran Dr. Nyong Eka Teguh Iman Sentosa, M.Fil.I., Wakil Ketua PDM Sidoarjo. Beliau, yang juga seorang dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Umsida dan pendiri forum kajian filsafat Filosofi Etis, membawa peserta pada pemahaman mendalam tentang inti IMM.

Dr. Nyong menjelaskan bahwa IMM berlandaskan kuat pada Trilogi dan Trikoda. “Trilogi IMM menegaskan posisi kita sebagai gerakan keilmuan, kemahasiswaan, dan keislaman, ” tuturnya. Sementara Trikoda IMM, yakni religiusitas, intelektualitas, dan humanitas, menjadi ruh pergerakan yang harus menjadi kompas moral dan intelektual setiap kader.

Ia menekankan, “Di sinilah IMM berbeda dengan organisasi lain. IMM mendidik kita menjadi manusia yang utuh, berilmu sekaligus beretika.” Pesan ini sangat relevan bagi mahasiswa baru yang tengah merangkai identitas diri.

Diskusi berlangsung interaktif, membuka ruang bagi peserta untuk menggali lebih dalam penerapan Trilogi dan Trikoda dalam kehidupan kampus dan masyarakat. Antusiasme para peserta terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan.

Kehangatan acara semakin terasa dengan penampilan spesial dari Nasrul, komika asal Krian, Sidoarjo. Tawa segar dan refleksi ringan mengalir, menambah semarak Mastama. Nasrul bahkan sempat mengapresiasi kiprah IMM Umsida yang dinilainya mampu menjaga keharmonisan di tengah dinamika politik lokal.

“IMM Umsida ini luar biasa. Bisa mengakrabkan bupati dan wakil bupati Sidoarjo, itu prestasi yang jarang dimiliki organisasi mahasiswa lain, ” tandasnya, seraya berpesan untuk tidak meremehkan peran IMM yang meluas hingga ke masyarakat.

Kegiatan Mastama ditutup dengan doa bersama, menandai dimulainya perjalanan kaderisasi mahasiswa baru di IMM Umsida. Ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang untuk menjadi pribadi yang berilmu, beretika, dan berkontribusi nyata bagi persyarikatan dan bangsa. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |