JAKARTA - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) sukses mencuri perhatian dunia dengan inovasi terbarukan yang mengubah limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi bio-oil. Prestasi membanggakan ini membawa BWPT meraih gelar juara pertama pada sesi SDG Innovation Pitch Showcase: Solutions for Sustainable Business di UN Global Compact Leaders Summit 2025 yang digelar di Amerika Serikat.
Keberhasilan ini diraih melalui anak usaha BWPT, PT Singaland Asetama (SGA), membuktikan potensi besar industri kelapa sawit Indonesia dalam menghadirkan solusi inovatif untuk tantangan global. "Penghargaan itu diraih BWPT melalui anak usahanya PT Singaland Asetama (SGA), mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih peringkat pertama pada saat sesi SDG Innovation Pitch Showcase: Solutions for Sustainable Business dalam rangkaian agenda UN Global Compact Leaders Summit 2025, " ungkap CEO BWPT, Henderi Djunaidi, di Jakarta pada Kamis (16/01/2025).
Forum bergengsi yang berlangsung di Convene, New York, AS, pada 23 September 2025, ini mempertemukan perusahaan-perusahaan terkemuka dari seluruh dunia. Sebagai duta Indonesia, BWPT berhasil menduduki puncak klasemen, membawa nama bangsa ke kancah internasional. Momen ini menjadi semakin istimewa karena UN Global Compact Leaders Summit digelar bertepatan dengan Sidang Umum PBB Tahunan, yang dihadiri para pemimpin negara dan tokoh global.
Penghargaan bergengsi ini diberikan atas inovasi bertajuk "Green Carbon Black: Rewind - Recycling Waste into Decarbonization". Inovasi ini berhasil mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi bio-oil, yang kemudian difungsikan sebagai bahan baku karbon hitam yang ramah lingkungan. Produk inovatif ini menjadi alternatif penting pengganti bahan baku berbasis minyak bumi yang selama ini dominan digunakan dalam berbagai sektor industri, mulai dari otomotif, karet, cat, hingga manufaktur lainnya.
Henderi Djunaidi menjelaskan bahwa lahirnya inovasi ini merupakan buah kolaborasi erat antara BWPT dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). "Inovasi itu lahir dari kolaborasi antara BWPT dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjadi bukti nyata sinergi dunia usaha dan lembaga riset nasional mampu menghasilkan solusi inovatif yang relevan, berdampak, dan dapat direplikasi lintas sektor, " paparnya.
Lebih lanjut, Henderi menekankan pentingnya pemberdayaan talenta muda dalam mendorong keberlanjutan. "Keberlanjutan hanya dapat dicapai bila kita memberdayakan talenta muda untuk tumbuh sebagai profesional sekaligus diberi ruang berinovasi, " ujarnya.
BWPT menegaskan komitmennya yang kuat terhadap implementasi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai pilar utama pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Pencapaian luar biasa ini merupakan hasil dari partisipasi BWPT dalam program SDG Innovation Accelerator for Young Professional selama sembilan bulan.
Tim inovator muda BWPT yang terdiri dari Fadli Dermawan, Francesco Andrew, Jeffry Purwanto, dan Diana Sinurat, dengan Winda Adelita Saragih sebagai champion leader, berhasil memukau juri pada sesi "SDG Innovation Pitch Showcase" dan merebut predikat juara pertama. Inovasi Green Carbon Black dinilai unggul dalam berbagai kriteria, termasuk relevansi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), dampak positif, kepemimpinan inovasi, keberlanjutan bisnis, skalabilitas, serta praktik bisnis yang bertanggung jawab.
Keberhasilan BWPT semakin mengilap karena berhasil mengungguli perusahaan-perusahaan global ternama dari 15 negara, termasuk raksasa seperti Tesco (Inggris), Hermes (Prancis), Volkswagen Truck & Bus (Meksiko), hingga Lenovo (Tiongkok). Inovasi Green Carbon Black ini juga memberikan kontribusi langsung terhadap sejumlah target SDGs, meliputi SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
"Keberhasilan ini bukan sekadar kemenangan perusahaan, tetapi juga kemenangan Indonesia. UN Global Compact Leaders Summit 2025 membuktikan inovasi dari sektor perkebunan sawit Indonesia mampu memberikan kontribusi nyata terhadap agenda keberlanjutan dunia, " tegas Henderi.
BWPT berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak perusahaan di Indonesia untuk bergabung dengan UN Global Compact, terus berinovasi, dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Dengan demikian, Indonesia semakin diakui sebagai salah satu motor penggerak penting dalam pembangunan berkelanjutan global. Melalui inovasi hijau dan pemberdayaan talenta muda, BWPT menegaskan posisinya sebagai perusahaan perkebunan yang berkomitmen penuh pada implementasi ESG, inovasi berkelanjutan, dan penciptaan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan. (PERS)