Jerusalem – Keputusan bersejarah diambil Israel pada Jumat ini, memulai penarikan pasukannya secara bertahap dari wilayah Jalur Gaza, Palestina. Langkah ini merupakan bagian krusial dari rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan di wilayah yang padat penduduk itu.
Menurut laporan media setempat, seperti dikutip oleh Channel 12, penarikan penuh diperkirakan akan rampung dalam kurun waktu 24 jam ke depan. Pasukan Israel akan bergerak mundur hingga mencapai garis batas yang telah disepakati bersama dengan Hamas, sebagai tindak lanjut dari rencana Trump.
"Dalam 24 jam ke depan, tentara Israel akan menyelesaikan penarikan pasukannya dari beberapa wilayah di Jalur Gaza sampai ke garis kuning, seperti yang disepakati dalam rencana Trump antara Israel dan Hamas, " demikian dilaporkan Channel 12.
Stasiun televisi Israel tersebut merinci bahwa pergerakan mundur pasukan akan difokuskan di wilayah selatan Gaza, khususnya Rafah dan Khan Yunis, serta dari bagian utara Gaza menuju perbatasan dengan Israel.
Pengumuman penarikan ini menyusul kabar gembira yang disampaikan oleh Presiden Trump pada Kamis pagi. Ia mengonfirmasi bahwa Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, telah berhasil mencapai kesepakatan mengenai tahap pertama rencana gencatan senjata dan pertukaran tawanan.
Kesepakatan penting ini terwujud melalui perundingan tidak langsung yang berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir. Upaya mediasi ini melibatkan partisipasi delegasi dari Turki, Mesir, dan Qatar, serta mendapat pengawasan langsung dari Amerika Serikat.
Sejak Oktober 2023, konflik yang terjadi telah menimbulkan duka mendalam, merenggut nyawa hampir 67.200 warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Kerusakan parah yang terjadi membuat Jalur Gaza kini menjadi wilayah yang sulit untuk ditinggali. (PERS)