Jepang di Ambang Sejarah, Sanae Takaichi Berpeluang Jadi Perdana Menteri Wanita Pertama

3 hours ago 2

TOKYO - Langkah politik yang mengejutkan tengah terjadi di Jepang, membuka lebar peluang bagi Sanae Takaichi untuk mencatatkan namanya sebagai perdana menteri wanita pertama di negara tersebut. Geliat ini muncul seiring dengan rencana pembentukan koalisi antara partai berkuasa dan oposisi utama, sebuah skenario yang, terus terang, membuat saya sebagai pengamat politik merasa sedikit terenyuh menyaksikan bagaimana dinamika kekuasaan bisa berubah begitu cepat.

Sanae Takaichi, pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang konservatif, dikabarkan akan segera menandatangani perjanjian aliansi dengan Hirofumi Yoshimura, ketua Partai Inovasi Jepang (JIP) yang lebih kecil dan cenderung ke kanan. Kabar ini datang dari agensi berita Kyodo Jepang pada Minggu (19/10/2025), mengindikasikan kesepakatan yang mungkin tercapai pada hari Senin (20/10/2025).

Bulan ini memang sempat terasa sedikit menegangkan bagi Takaichi. Setelah dipercaya memimpin LDP, ambisinya untuk menjadi perdana menteri wanita pertama sempat terganjal akibat runtuhnya koalisi pemerintah yang berkuasa. Namun, seperti pepatah yang mengatakan, badai pasti berlalu. Sejak saat itu, LDP bekerja keras menyusun kembali aliansi politik yang berbeda, dan kini, peluangnya untuk menduduki jabatan tertinggi kembali terbuka lebar.

Sebagaimana dilaporkan oleh Kyodo, “LDP telah mempercayakan Takaichi untuk menangani masalah koalisi, sementara JIP akan mengadakan pertemuan dewan eksekutif di Osaka pada hari Minggu dan pertemuan pleno anggota parlemen pada hari berikutnya sebelum memberikan persetujuan akhir atas perjanjian dengan LDP.” Sentimen ini juga diperkuat oleh surat kabar terkemuka Jepang, Yomiuri Shimbun, yang menyatakan bahwa Takaichi dan Yoshimura “kemungkinan akan menandatangani perjanjian koalisi setelah pembicaraan pada hari Senin.”

Pembentukan koalisi baru ini terjadi pasca keluarnya partai Komeito, mitra junior LDP, dari koalisi pemerintahan setelah 26 tahun bersama. Keputusan tersebut sempat menjerumuskan negara ke dalam krisis politik yang cukup mendalam. Namun, kini, aliansi antara LDP dan JIP berpotensi mengantarkan Takaichi menuju kursi perdana menteri secepatnya pada hari Selasa. Meskipun begitu, mereka masih membutuhkan dua kursi tambahan untuk mencapai mayoritas mutlak dalam pemungutan suara.

Menariknya, jika pemungutan suara harus berlanjut ke putaran kedua, Takaichi hanya memerlukan dukungan lebih banyak suara dibandingkan kandidat lainnya. Pergerakan politik krusial ini terjadi hanya beberapa hari sebelum kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Jepang, dalam agenda perjalanannya sebelum KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan. (PERS

Read Entire Article
Karya | Politics | | |