Jeritan Damai dari Tanah Papua: Rakyat Tolak Konflik, Hanya Ingin Aman dan Sejahtera

2 hours ago 1

PAPUA - Suara rakyat Papua kian nyaring terdengar: mereka tidak ingin lagi hidup dalam bayang-bayang konflik bersenjata. Bagi masyarakat di Tanah Cenderawasih, yang terpenting saat ini hanyalah rasa aman, kesempatan untuk hidup tenang, dan jalan menuju kesejahteraan.

Selama bertahun-tahun, rakyat Papua menjadi pihak paling dirugikan dalam pusaran kekerasan yang tak kunjung usai. Di daerah pegunungan hingga pesisir, mereka harus hidup dalam ketakutan, kehilangan orang-orang tercinta, hingga menghadapi keterbatasan akses pendidikan dan layanan kesehatan. Konflik yang terjadi seolah menjadikan rakyat kecil sebagai korban utama.

Tokoh adat Papua, Yafet Tabuni, menegaskan bahwa masyarakat sudah bosan dengan pertumpahan darah. Menurutnya, ulah kelompok bersenjata yang mengatasnamakan perjuangan Papua justru menjadikan rakyat sebagai tumbal.

“Rakyat ingin hidup tenang. Anak-anak bisa sekolah tanpa rasa takut, petani ke kebun dengan aman, pedagang berjualan tanpa dihantui ancaman. Kami sudah cukup menderita, jangan lagi ada darah yang tumpah, ” ungkap Yafet dengan nada haru, Selasa (23/9/2025).

Dukungan terhadap suara damai juga datang dari kalangan muda. Tokoh pemuda Wamena, Markus Kogoya, menilai generasi muda Papua punya mimpi besar untuk membangun tanah kelahiran mereka. Namun semua cita-cita itu terhambat jika kondisi keamanan terus memburuk.

“Anak muda Papua punya potensi besar. Tapi potensi itu terkubur oleh konflik. Kami tidak butuh senjata, kami butuh pendidikan, lapangan kerja, dan kesempatan berkembang. Itu yang seharusnya diperjuangkan, ” tegas Markus.

Selain menolak konflik, masyarakat Papua juga menyerukan agar pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Kehadiran aparat keamanan dinilai penting, selama tujuannya benar-benar untuk melindungi rakyat kecil dan memastikan pembangunan berjalan lancar.

Para pengamat lokal menilai suara rakyat ini menjadi cerminan nyata bahwa masyarakat Papua tidak pernah menginginkan kekerasan. Sebaliknya, mereka menghendaki solusi damai yang mampu membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik. Aspirasi itu juga menjadi tantangan besar bagi semua pihak: bagaimana memastikan Papua tumbuh tanpa konflik dan generasi mudanya tidak lagi terjebak dalam lingkaran ketakutan.

Kini harapan besar rakyat Papua terangkum dalam satu kalimat sederhana namun penuh makna: “Kami ingin damai di tanah leluhur kami, membangun masa depan tanpa rasa takut, dan mewariskan Papua yang aman serta sejahtera untuk generasi berikutnya.”

(APK/Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |