Bukittinggi — Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bukittinggi, Nanang Rukmana, A.Md.IP., S.Sos., menegaskan komitmennya untuk memperkuat pembinaan bagi warga binaan, baik di bidang kemandirian maupun keagamaan.
Program ini diharapkan dapat mencetak warga binaan yang produktif, berdaya, dan siap kembali berkontribusi positif di tengah masyarakat.
Sebelumnya, pada Kamis (9/10/2025), jurnalis dari berbagai media mengadakan silaturahmi dan temu ramah dengan Kalapas Bukittinggi di ruang kerjanya.
Dalam kesempatan itu, Nanang menyampaikan apresiasinya kepada insan pers yang selama ini berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi positif tentang kegiatan pembinaan di Lapas Bukittinggi.

“Saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan media yang telah hadir. Kami berharap hubungan ini terus terjalin baik melalui kolaborasi dan sinergi dalam pemberitaan yang membangun. Media memiliki peran penting untuk menunjukkan bahwa di balik tembok Lapas, ada proses pembinaan dan perubahan nyata bagi warga binaan, ” ungkap Nanang.
Lebih lanjut, Kalapas menjelaskan bahwa pihaknya tengah fokus mengembangkan program ketahanan pangan sebagai bagian dari pembinaan kemandirian bagi warga binaan dan petugas pemasyarakatan.
“Ini merupakan awal yang baik untuk membantu teman-teman warga binaan mengasah keterampilan dan minat mereka dalam dunia ketahanan pangan. Program ini mencakup banyak aspek, seperti perikanan, peternakan, hingga pertanian, ” ujarnya.
Selain pelatihan keterampilan, Lapas Bukittinggi juga melaksanakan bakti sosial (baksos) secara rutin setiap bulan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar serta upaya membangun karakter warga binaan.
“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti pada seremonial, tetapi benar-benar menghadirkan pembinaan yang berkelanjutan dan bermanfaat. Dengan begitu, warga binaan bisa lebih siap mandiri ketika kembali ke masyarakat, ” jelasnya.
Tidak hanya berfokus pada keterampilan, Nanang juga menekankan pentingnya pembinaan keagamaan sebagai dasar pembentukan karakter warga binaan.
Melalui kerja sama dengan Kementerian Agama Kota Bukittinggi, Lapas terus memperkuat kegiatan pondok pesantren di dalam Lapas.
“Kami ingin memperkuat kualitas pendidikan agama yang sudah berjalan. Pembinaan ini tidak hanya memberikan bekal keagamaan, tetapi juga menjadi bagian penting dari proses rehabilitasi sosial dan moral warga binaan, ” terang Nanang.
Sebagai bentuk apresiasi, Lapas Bukittinggi memberikan sertifikat penghargaan kepada warga binaan yang telah menyelesaikan program pesantren.
Langkah ini diharapkan menjadi motivasi bagi mereka untuk terus memperbaiki diri dan aktif dalam kegiatan pembinaan.
“Tenaga pengajar dari Kemenag sudah rutin memberikan pembinaan, namun kami akan terus meningkatkan kualitas kegiatan agar hasilnya lebih maksimal, ” tambahnya.
Melalui berbagai program tersebut, Lapas Kelas II A Bukittinggi di bawah kepemimpinan Nanang Rukmana terus berkomitmen menjadikan lembaga pemasyarakatan sebagai tempat pembinaan, pemberdayaan, dan pembentukan karakter yang positif — bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi tempat menata masa depan yang lebih baik.(**)








































