Kapal Pelni Jadi Hunian Terapung Perayaan 1 Abad Situs Aitumeri

1 hour ago 1

MANOKWARI – Menyambut perayaan akbar satu abad situs Aitumeri di Wasior, Teluk Wondama, yang jatuh pada 25 Oktober 2025, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memberikan lampu hijau untuk memanfaatkan kapal Pelni sebagai solusi akomodasi terapung yang inovatif. Langkah ini diambil untuk mengatasi keterbatasan sarana penginapan yang diprediksi akan membludak oleh ribuan tamu.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat, Max Lukas Sabarofek, menjelaskan bahwa kapal berkapasitas besar, mampu menampung 2.000 hingga 3.000 penumpang, akan disiagakan di Pelabuhan Manokwari. "Bupati Wondama dan dinas terkait sudah ke Jakarta untuk mengurus kelengkapan administrasi penggunaan satu kapal, " ungkap Sabarofek di Manokwari, Rabu.

Kapal-kapal ini nantinya akan berfungsi sebagai jembatan mobilitas, memfasilitasi pergerakan peserta dari berbagai daerah menuju Wasior mulai H-3 perayaan. Tak hanya itu, pemerintah provinsi juga telah menjalin sinergi dengan PT ASDP Indonesia untuk memastikan kesiapan armada kapal ferry yang akan turut berkontribusi dalam kelancaran mobilisasi peserta.

"Kalau kapal perintis banyak yang digunakan, dan sekarang kami sedang mendatanya, " tambah Sabarofek, menunjukkan keseriusan persiapan yang sedang berlangsung.

Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri, sebelumnya telah memprediksi kehadiran sekitar 15 ribu tamu untuk memeriahkan peringatan satu abad situs bersejarah ini. Untuk menyambut mereka, pemerintah daerah tak hanya mengandalkan kapal, tetapi juga gencar melakukan renovasi pada wisma, sekolah, tempat ibadah, dan rumah warga di jalur utama menuju situs.

Upaya revitalisasi kawasan situs Aitumeri, yang terletak di Kampung Miemi, Distrik Wasior, juga terus digenjot. Proyek ini mencakup pembangunan gapura megah, penataan lingkungan, perluasan area, renovasi rumah pendeta Is Kijne, pembangunan monumen, hingga penambahan tangga. Perbaikan infrastruktur jalan perkotaan dan pelabuhan pun menjadi prioritas.

Lebih dari sekadar perayaan 1 abad situs Aitumeri, persiapan ini juga menandai momen penting peringatan 109 tahun masuknya Injil di Wondama. Situs Aitumeri sendiri memiliki makna historis mendalam sebagai titik awal peradaban baru bagi masyarakat asli Papua, ditandai dengan pembukaan sekolah formal pertama oleh misionaris Belanda, Pendeta Is Kijne, pada 25 Oktober 1925. Sekolah yang didirikan Pendeta Is Kijne ini menjadi pusat pendidikan krusial bagi orang asli Papua pada masa itu. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |