MANADO – Langkah strategis Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menggarisbawahi komitmen kuat untuk menjaga mutu pendidikan tinggi di Sulawesi Utara. Lebih dari sekadar pencapaian akademik, fokus kini diarahkan pada bagaimana perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah melalui inovasi riset lokal dan program pengabdian yang menyentuh langsung masyarakat.
Inspektur Jenderal Kemdiktisaintek, Chatarina Muliana, menekankan peran krusial perguruan tinggi dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang tak hanya berilmu dan berdaya saing global, namun juga memiliki kepekaan dan kemampuan memberikan solusi atas problem-problem sekitar.
“Melalui Diktisaintek Berdampak, pemerintah ingin pendidikan tinggi tidak hanya berperan sebagai penyedia ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai penggerak utama perubahan sosial dan ekonomi bangsa, ” ujarnya pada Senin (6/10) di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, saat mendampingi Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI.
Chatarina menjelaskan bahwa kebijakan pendidikan tinggi saat ini didesain sebagai transformasi fundamental untuk menjawab tantangan pembangunan nasional dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada poin pengembangan SDM unggul melalui penguatan pendidikan, sains, dan teknologi. Ia secara khusus menyoroti pentingnya kehadiran kampus yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui riset yang menggali potensi lokal Sulawesi Utara.
“Perguruan tinggi harus hadir di tengah masyarakat dengan hasil riset yang aplikatif, terutama di bidang pertanian, kelautan, pariwisata, kewirausahaan lokal, dan lainnya. Dengan begitu, keberadaan kampus dapat memberikan manfaat langsung dan berkelanjutan bagi masyarakat Sulawesi Utara, ” tegas Irjen Chatarina.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, menyuarakan harapan agar perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di Sulawesi Utara, mampu memenuhi standar kualitas pendidikan sekaligus menjawab berbagai tantangan yang ada. Ia juga menekankan perlunya perluasan akses, penyesuaian kurikulum, serta upaya mengatasi keterbatasan anggaran dan infrastruktur demi menghasilkan SDM berkualitas.
“Perguruan tinggi juga perlu membangun sinergi strategis dengan badan riset daerah melalui kolaborasi berbasis potensi lokal dalam penyusunan kebijakan, pengembangan SDM, dan riset terapan untuk mendorong pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berdaya saing, ” ungkap My Esti.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XVI, Munawir Sadzali Razak, menyoroti isu krusial terkait peningkatan kualitas dosen di Sulawesi Utara. Data LLDikti menunjukkan bahwa dosen di perguruan tinggi swasta masih didominasi lulusan magister, dengan persentase dosen berkualifikasi doktor hanya sekitar 11, 5%, angka yang relatif lebih rendah dibandingkan provinsi tetangga seperti Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Munawir mengidentifikasi keterbatasan program studi doktoral di wilayah tersebut sebagai kendala utama. Pemerintah melalui LLDikti Wilayah XVI berupaya keras mendukung pembukaan program studi doktoral di PTN seperti Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Negeri Manado.
“Upaya ini dilakukan agar dosen yang melanjutkan pendidikan tidak perlu meninggalkan daerah dan dapat tetap berkontribusi pada pengembangan mutu pendidikan tinggi di wilayah ini, ” ujar Munawir.
Direktur Politeknik Negeri Manado, Maryke Alelo, menyambut baik inisiatif Kemdiktisaintek yang membuka peluang kolaborasi dosen, mahasiswa, dan masyarakat dalam program penelitian dan pengabdian yang berdampak. Ia juga berharap pemerintah melalui Kemdiktisaintek dan Komisi X DPR RI dapat meningkatkan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan memberikan perlindungan hukum bagi pimpinan perguruan tinggi negeri demi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.
Sinergi yang terjalin antara Kemdiktisaintek, DPR RI, dan berbagai institusi pendidikan tinggi di Sulawesi Utara ini diharapkan dapat memperkuat dampak positif pendidikan tinggi di kawasan tersebut, sekaligus menjadi pilar penting dalam pembangunan SDM berkualitas di Indonesia bagian Timur. (PERS)






































