PANIAI - Ketegangan sempat mengemuka di wilayah Paniai setelah Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengeluarkan pernyataan yang mengecam kehadiran aparat keamanan, khususnya TNI, di sejumlah perkampungan. Namun, narasi yang disampaikan kelompok tersebut segera dimentahkan oleh tokoh masyarakat dan pemuda setempat yang menilai klaim KNPB tidak berdasar dan justru menyesatkan publik.
Dalam keterangan yang beredar sebelumnya, KNPB wilayah Paniai menuding adanya pendropan personel TNI di tengah permukiman warga menggunakan speedboat milik TNI. Mereka mengklaim, keberadaan aparat keamanan itu telah menimbulkan ketakutan hingga memicu warga untuk mengungsi ke kampung lain.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan kondisi sebaliknya. Sejumlah tokoh masyarakat, adat, dan pemuda Paniai justru menyambut baik kehadiran aparat keamanan karena dinilai memberikan rasa aman dan stabilitas di tengah meningkatnya gangguan keamanan dari kelompok bersenjata.
Ketua Dewan Adat setempat, Yonas Pekei, menegaskan bahwa kehadiran TNI dan Polri selama ini tidak pernah mengganggu aktivitas masyarakat. Sebaliknya, aparat dianggap berperan penting dalam menjaga ketertiban dan memberikan perlindungan bagi warga yang beraktivitas sehari-hari.
“Kehadiran aparat justru memberikan perlindungan bagi kami. Selama ini kami yang beraktivitas di kebun, di pasar, maupun di sekolah merasa lebih tenang ketika ada aparat yang berjaga. Jadi, tidak benar kalau masyarakat panik atau mengungsi, ” tegas Yonas, Jumat (26/9/2025).
Hal senada disampaikan tokoh pemuda Paniai, Markus Gobai, yang menyebut narasi yang dibangun KNPB sebagai propaganda menyesatkan. Ia menilai tudingan pengungsian warga hanyalah upaya menggiring opini publik untuk menciptakan citra negatif terhadap aparat keamanan.
“Klaim bahwa masyarakat mengungsi tidak ada buktinya. Kami tetap beraktivitas seperti biasa. Justru kami mendukung langkah TNI dan Polri untuk menjaga ketertiban, karena belakangan ini banyak aksi provokasi yang merugikan rakyat sendiri, ” ungkap Markus.
Klarifikasi dari tokoh adat dan pemuda ini menunjukkan adanya perbedaan tajam antara narasi KNPB dan realitas di lapangan. Sementara KNPB berupaya membangun persepsi adanya intimidasi, masyarakat justru melihat kehadiran aparat sebagai bentuk perlindungan negara terhadap keamanan dan keselamatan warga.
Sejumlah warga juga menyampaikan bahwa keberadaan TNI dan Polri di Paniai telah menciptakan rasa aman di tengah situasi yang kerap diwarnai aksi provokasi dan ancaman dari kelompok bersenjata. Dengan adanya patroli dan penjagaan rutin, masyarakat dapat kembali beraktivitas tanpa rasa takut.
Langkah pengamanan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memastikan Papua tetap aman, damai, dan kondusif, serta memastikan masyarakat dapat hidup dan bekerja tanpa tekanan dari kelompok yang ingin mengganggu stabilitas.
Melalui kesaksian langsung para tokoh lokal, klaim sepihak KNPB semakin terbukti tidak berdasar. Informasi yang disampaikan cenderung bersifat provokatif dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
Dengan demikian, kehadiran aparat keamanan di Paniai bukanlah bentuk intimidasi, melainkan manifestasi nyata kehadiran negara dalam memberikan rasa aman, melindungi masyarakat dari ancaman kelompok bersenjata, dan menjaga stabilitas wilayah demi kesejahteraan bersama.
(APK/ Redaksi (JIS)