ROTE NDAO - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menggandeng sosok inspiratif generasi muda dan pekerja seni, Raffi Ahmad, untuk memperkuat pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Langkah ini diharapkan menjadi akselerator penting dalam mewujudkan kemandirian garam nasional.
Dalam kunjungan kerja yang penuh optimisme, Trenggono bersama Raffi Ahmad dan grup The Dudas-1 meninjau langsung progres pembangunan K-SIGN di Desa Matasio. Kawasan ini dicanangkan sebagai tonggak krusial menuju kemandirian garam, sekaligus membuka pintu lebar bagi terciptanya lapangan kerja dan penggerak ekonomi masyarakat Rote Ndao.
"Kehadiran Raffi Ahmad dan The Dudas-1 diharapkan mampu membantu menyosialisasikan program swasembada garam ini kepada masyarakat luas, " ujar Menteri Trenggono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/7/2025).
Proyek strategis K-SIGN ini digadang-gadang menjadi penanda penting dalam upaya Indonesia mencapai swasembada garam pada tahun 2027. Menteri Trenggono menekankan manfaat ganda yang diharapkan dari proyek ini, tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor garam, tetapi juga menciptakan peluang kerja baru bagi penduduk lokal.
"Serta menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Rote Ndao dan sekitarnya, ” tambah Trenggono, menunjukkan harapan besar terhadap dampak positif proyek ini.
Kawasan Sentra Industri Garam Nasional dibangun dengan konsep modernisasi terintegrasi, memadukan teknologi produksi dan pengolahan terkini. Fasilitas unggulan seperti tambak garam modern, sistem otomatisasi pemantauan kadar garam, serta fasilitas washing plant dan refinery akan melengkapi kawasan ini.
Dengan target produksi ambisius mencapai 2, 6 juta ton per tahun, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp2 triliun, sembari membuka ruang seluas-luasnya bagi investasi dari sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pendekatan ini bertujuan agar nilai tambah dari industri pergaraman dapat dinikmati sepenuhnya oleh dalam negeri, dengan fokus pemenuhan kebutuhan industri pangan, farmasi, dan kimia.
Pembangunan K-SIGN merupakan wujud nyata dari implementasi Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional. Inisiatif ini selaras dengan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mewujudkan sektor kelautan dan perikanan yang maju, berkelanjutan, dan berkeadilan, sekaligus mendukung visi ekonomi biru dan ketahanan pangan nasional.
Raffi Ahmad, yang hadir bersama personel The Dudas-1 seperti Ariel Noah, Gading Marten, dan Mahendra Desta, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya KKP. “KKP luar biasa. Program Pak (Presiden) Prabowo itu swasembada pangan, jadi ini menjadi penting, ” ungkap Raffi Ahmad setelah meninjau langsung K-SIGN.
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Daerah Rote Ndao. Bupati Paulus Henuk menyatakan kesiapan daerahnya untuk berkontribusi menjadikan Rote Ndao sebagai pusat industri garam nasional yang tangguh dan berdaya saing. “Kami siap berkontribusi menjadikan Rote Ndao sebagai pusat industri garam nasional yang tangguh dan berdaya saing, ” ujarnya.
Selain target produksi yang besar, K-SIGN diproyeksikan mampu menyerap sekitar 26.000 tenaga kerja, dengan mayoritas berasal dari masyarakat lokal. Efek berganda diperkirakan akan meluas ke berbagai sektor, termasuk UMKM, logistik, transportasi, hingga jasa pendukung.
Acara peninjauan ini turut dihadiri oleh Gubernur NTT, Plt Direktur Utama PT Nindya Karya, Direktur Utama PT Garam, serta jajaran pejabat eselon I KKP, menunjukkan kolaborasi lintas sektor yang kuat demi terwujudnya cita-cita kemandirian garam nasional. (PERS)