Kopassus Jadi Penengah Damai: Padamkan Isu SARA di Sekolah Yalimo Lewat Pendekatan Humanis

4 hours ago 2

YALIMO - Upaya menciptakan Papua yang damai dan harmonis kembali ditunjukkan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Melalui pendekatan persuasif dan penuh empati, para prajurit berhasil memediasi konflik antarsiswa di salah satu sekolah menengah di Kabupaten Yalimo yang sempat memanas akibat isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

Peristiwa bermula dari kesalahpahaman kecil di lingkungan sekolah yang kemudian berkembang menjadi perdebatan bernuansa SARA. Ketegangan antar kelompok siswa ini sempat menimbulkan kekhawatiran akan meluas ke masyarakat. Namun, berkat kesigapan aparat, terutama prajurit Kopassus yang bertugas di wilayah tersebut, situasi berhasil dikendalikan dengan cepat dan damai.

Dengan menggandeng pihak sekolah, guru, tokoh adat, dan tokoh masyarakat, prajurit Kopassus melakukan mediasi langsung di lapangan. Melalui dialog terbuka dan penuh kekeluargaan, kedua pihak akhirnya sepakat untuk berdamai, saling memaafkan, dan berkomitmen menjaga keharmonisan antar siswa.

“Kami melihat prajurit Kopassus datang bukan dengan kekerasan, tapi dengan hati. Mereka sabar mendengar dan mengajak anak-anak bicara dengan cara yang bijak. Ini contoh nyata bahwa aparat bisa menjadi penengah yang meneduhkan, ” ujar Markus Waine, tokoh adat Yalimo, Rabu (1/10/2025).

Sementara itu, Pendeta Samuel Wenda, tokoh agama setempat, menilai peran aparat sangat penting dalam menanamkan nilai toleransi dan persaudaraan di kalangan generasi muda.

“Kehadiran Kopassus membawa pesan damai yang kuat. Anak-anak perlu belajar bahwa perbedaan bukan alasan untuk berkonflik. Justru dengan saling memahami, kita bisa hidup rukun sebagai satu bangsa, ” tuturnya.

Langkah mediasi ini menjadi wujud nyata komitmen TNI, khususnya Kopassus, untuk menjaga stabilitas keamanan melalui pendekatan humanis, bukan semata kekuatan militer. Pendekatan dialog dianggap lebih efektif dalam mencegah konflik sosial di wilayah Papua yang memiliki keragaman budaya tinggi.

Aparat keamanan juga mengimbau seluruh pihak baik guru, tokoh agama, maupun orang tua untuk bersama-sama mendidik generasi muda agar tidak mudah terprovokasi isu SARA. Sinergi lintas elemen masyarakat menjadi kunci dalam menjaga kedamaian dan memperkuat rasa persatuan.

Peristiwa di Yalimo ini menjadi pengingat bahwa isu SARA masih rawan dimanfaatkan untuk memecah belah, namun dengan kolaborasi dan pendekatan yang tepat, perdamaian dan harmoni tetap dapat dijaga.

Fakta Kunci:

* Lokasi: Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan

* Isu: Konflik antarsiswa bernuansa SARA

* Solusi: Mediasi humanis oleh prajurit Kopassus

* Hasil: Kesepakatan damai dan komitmen menjaga toleransi

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |