Lebih dari Sekadar Tugas: Satgas Yonif 500/Sikatan Hadirkan Persahabatan di Sugapa

3 hours ago 3

SUGAPA - Di balik gagahnya loreng prajurit TNI, tersimpan wajah humanis yang tak jarang mencairkan suasana kaku menjadi kehangatan persaudaraan. Hal itu terlihat jelas pada Kamis (11/9/2025) ketika Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, melalui 12 prajurit dari TK Koper yang dipimpin Lettu Inf Diyan Saputro, menyambangi rumah Bapak Daniel Sani, tokoh masyarakat Kampung Amesiga, Distrik Sugapa.

Kunjungan tersebut bukan sekadar agenda rutin komunikasi sosial (Komsos). Lebih dari itu, ia menjelma sebagai jembatan hati antara TNI dan rakyat Papua. Prajurit datang membawa bingkisan sederhana berupa sepatu bola, biskuit, dan tas jinjing, namun makna yang terjalin jauh lebih besar: rasa persaudaraan yang tulus.

Anak-Anak Berlari, Senyum Merebak

Saat bingkisan diberikan, anak-anak di rumah Bapak Daniel tampak berlarian penuh semangat. Tawa polos mereka menyelimuti ruangan, seolah menjadi simbol harapan baru. Sepatu bola yang dipeluk erat, biskuit yang dibagikan, hingga tas jinjing yang diterima dengan rasa bangga semua itu menjadi tanda kecil yang bermakna besar.

“Kami ingin menunjukkan bahwa TNI selalu hadir untuk masyarakat. Apa pun bentuknya, kami ingin anak-anak tetap bersemangat belajar dan bermain. Lebih dari itu, kami datang sebagai saudara, bukan sekadar penjaga keamanan, ” ujar Lettu Inf Diyan Saputro dengan nada tulus.

TNI Hadir Sebagai Saudara

Kehadiran prajurit ini memberi kesan mendalam bagi Bapak Daniel Sani. Dengan mata berkaca-kaca, ia menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Kami merasa senang dan terbantu. Anak-anak kami sangat gembira. Kami percaya TNI hadir bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga menjadi saudara bagi kami masyarakat di sini, ” tutur Daniel, yang suaranya sarat haru.

Kesaksian ini menegaskan bahwa keberadaan Satgas di tengah masyarakat Papua tidak berhenti pada aspek militer semata, melainkan merasuk hingga ke ruang-ruang kehidupan sosial, di mana rasa kebersamaan lebih diutamakan daripada sekadar formalitas.

Pesan dari Pangkoops Habema

Mengapresiasi langkah humanis itu, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan tanggapan penuh kebanggaan.

“Sinergi antara TNI dan rakyat adalah kunci utama. Apa yang dilakukan prajurit di Sugapa adalah contoh nyata bagaimana pendekatan humanis membangun kepercayaan. Setiap prajurit harus menjadi duta perdamaian dan persaudaraan, karena sejatinya kita hadir untuk mengayomi dan membantu masyarakat. Kegiatan seperti ini bukan hanya program, melainkan implementasi jiwa teritorial yang selalu kita tanamkan, ” tegasnya.

Lebih dari Sepatu Bola

Bagi sebagian orang, sepatu bola atau tas jinjing hanyalah benda sederhana. Namun bagi anak-anak Kampung Amesiga, ia adalah simbol perhatian, tanda kasih, dan bukti bahwa mereka tidak sendirian.

Bagi prajurit Yonif 500/Sikatan, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa tugas menjaga perbatasan tidak hanya soal senjata dan strategi, melainkan juga soal hati. Mereka hadir sebagai penjaga kedaulatan sekaligus sahabat rakyat, merajut kepercayaan dengan cinta yang nyata.

Penutup

Kisah sederhana dari Kampung Amesiga hari itu menegaskan satu hal: TNI dan rakyat adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam setiap senyuman anak-anak, setiap jabat tangan warga, dan setiap bingkisan kecil yang dibagikan, terpatri makna besar persaudaraan.

Di tengah hijaunya hutan Papua, prajurit dan rakyat kembali menemukan simpul kebersamaan bahwa menjaga negeri bukan hanya tugas, tetapi juga panggilan hati.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Priharton

Read Entire Article
Karya | Politics | | |