Loreng Jadi Papan Tulis: Prajurit TNI Satgas Yonif 700/Wyc Jadi Guru di SD 03 Mayuberi

4 hours ago 3

PAPUA - Cahaya pagi menembus sela-sela dinding kayu sebuah ruang kelas sederhana di SD 03 Mayuberi, Distrik Puncak, Kamis (11/9/2025). Di lantai beralaskan jerami, anak-anak duduk rapi berbaris dengan mata berbinar, menatap papan tulis penuh harap. Namun, pagi itu mereka tak diajar oleh guru tetap. Yang berdiri di depan kelas adalah seorang prajurit TNI.

Dengan seragam loreng dan helm tempur yang masih melekat, Pratu Dede, anggota Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti Pos Mayuberi, mengambil alih peran sebagai guru pengganti. Tangan kokohnya menuliskan angka demi angka di papan tulis, membimbing murid maju ke depan untuk menjawab soal. Suasana kelas sederhana itu mendadak hidup, penuh semangat, seolah angka-angka berubah menjadi jembatan menuju masa depan.

Mengajar Sebagai Wujud Pengabdian

Bagi Satgas Yonif 700/Wyc, tugas menjaga kedaulatan negara tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga lewat sentuhan kemanusiaan. Danpos Mayuberi, Letda Inf Arif Natsir, menegaskan bahwa keterlibatan prajurit dalam pendidikan adalah bagian dari misi pengabdian TNI di Papua.

“Bagi kami, mengajar anak-anak adalah bagian dari pengabdian. Pendidikan adalah cahaya yang akan menerangi jalan mereka. Kami berharap, walau sederhana, kehadiran prajurit sebagai tenaga pendidik bisa menumbuhkan semangat belajar dan cinta tanah air, ” ujarnya penuh bangga.

Prajurit yang Menjadi Sahabat Anak-anak

Di mata siswa-siswi Mayuberi, prajurit bukan hanya penjaga negeri, tetapi juga sahabat yang sabar mengajarkan. Dari hitungan sederhana hingga pelajaran tentang kebersamaan, semua tersampaikan dalam suasana hangat.

Anak-anak terlihat bersemangat menulis angka di papan tulis, sementara tawa kecil mereka sesekali pecah ketika prajurit memberi contoh dengan cara menyenangkan. Momen itu menunjukkan bahwa loreng tidak hanya identik dengan ketegasan, melainkan juga bisa menjadi sumber kasih sayang dan motivasi.

Loreng yang Mendidik

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa TNI tidak hanya hadir di Papua untuk mengamankan wilayah, tetapi juga untuk merawat generasi penerus bangsa. Di pedalaman Puncak, di ruang kelas sederhana, prajurit Satgas Yonif 700/Wyc menyalakan api semangat belajar.

Dari sebatang kapur, papan tulis reyot, dan senyum anak-anak Papua yang haus ilmu, lahirlah pengingat bahwa membangun bangsa bisa dimulai dari hal kecil. Loreng tak hanya melindungi, tetapi juga mendidik.

Kesimpulan;

Di SD 03 Mayuberi, prajurit TNI kembali membuktikan bahwa kehadiran mereka bukan sekadar simbol kekuatan militer, melainkan juga cahaya pengetahuan. Dengan mengajar, mereka ikut memastikan bahwa masa depan anak-anak Papua tidak akan padam—sebab di balik loreng, selalu ada hati yang tulus untuk berbagi ilmu.

Authentication:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Karya | Politics | | |