Madrasah Hidayatullah Tanetebulu, Jejak Perubahan dari Kolong ke Kelas

12 hours ago 6

MAROS - Dusun Tanetebulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, pernah menjadi sorotan karena anak-anak di sana harus belajar di bawah kolong rumah panggung. Fenomena ini dikenal dengan sebutan “Sekolah Kolong.” Kini, situasi itu perlahan berubah.

Sekolah kolong yang dulunya hanya berupa ruang belajar seadanya di kolong rumah warga, kini telah berganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu. Berkat gotong royong dari berbagai relawan, sekolah ini telah memiliki bangunan semi permanen berukuran 6 x 5 meter.

Pembangunan ini merupakan hasil dari keprihatinan banyak pihak yang melihat langsung kondisi belajar anak-anak Tanetebulu. Meskipun bangunan yang ada belum sepenuhnya ideal, namun keberadaannya sangat berarti bagi warga sekitar.

Namun demikian, kondisi sekolah ini masih menyisakan berbagai persoalan. Salah satunya adalah belum tersedianya guru tetap yang bisa mengajar secara rutin. Proses belajar mengajar saat ini hanya berjalan jika ada mahasiswa dari universitas di Makassar yang bersedia datang secara sukarela.

Jumlah siswa yang terdaftar di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu saat ini sebanyak 15 orang. Mereka sangat antusias belajar, namun ketiadaan guru membuat aktivitas sekolah kerap terhenti.

Akses menuju sekolah juga masih menjadi kendala besar. Saat musim hujan seperti sekarang, jalan menuju sekolah tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Jalan yang licin dan berbatu harus ditempuh dengan berjalan kaki, dan risikonya pun tidak sedikit.

Bhabinkamtibmas Desa Bonto Manurung, Bripka Israr, telah berkunjung langsung ke lokasi hari ini untuk meninjau kondisi akses jalan. Kunjungannya sekaligus menjadi bukti perhatian aparat terhadap kondisi pendidikan di daerah terpencil ini.

Warga Dusun Tanetebulu sendiri sudah terbiasa melalui jalur sulit itu. Tidak hanya untuk ke sekolah, tetapi juga untuk bekerja dan mencari nafkah sehari-hari. Semangat inilah yang membuat mereka tetap bertahan meski dalam keterbatasan.

Meskipun sekolah kolong sudah tidak ada, namun foto dan video kondisi lamanya masih sering beredar di media sosial. Hal ini menciptakan kesan yang tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu, informasi terbaru ini penting untuk meluruskan persepsi publik.

Kini, yang dibutuhkan sekolah tersebut bukan hanya bantuan bangunan, tetapi juga perhatian dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar tersedia guru tetap yang bisa mengabdi di sana.

Warga berharap adanya perhatian dari Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, maupun pihak swasta agar semangat belajar anak-anak di Tanetebulu tidak padam. Mereka hanya ingin anak-anak mereka bisa belajar seperti anak-anak di daerah lain.

Madrasah Ibtidaiyah Hidayatullah Tanetebulu adalah simbol perjuangan pendidikan di daerah pelosok. Ia lahir dari kesederhanaan, tumbuh dengan semangat gotong royong, dan kini menanti uluran tangan untuk berkembang lebih baik.

Semoga langkah kecil ini bisa membuka jalan bagi perubahan besar di masa depan. Tanetebulu mungkin terpencil, tapi mimpi anak-anaknya tidak kalah tinggi.( Hj asra)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |