PANGKEP — Pemerintah Desa Bowong Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, terus berinovasi dalam meningkatkan kesejahteraan warganya. Salah satu langkah terobosan yang kini dilakukan adalah pemanfaatan lahan kosong di sekitar permukiman warga untuk budidaya ikan nila menggunakan sistem bioflok.
Kepala Desa Bowong Cindea, Maruseng, saat ditemui di lokasi budidaya pada Selasa (30/4/2025), mengungkapkan rencana ambisius tersebut. “Lahan-lahan kosong yang ada di sekitar pemukiman warga ini akan kami jadikan tempat pemeliharaan ikan nila. Tahap awal, kami akan membangun lima unit kolam dengan sistem bioflok, ” ujarnya.
Sistem bioflok dipilih karena dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi ini memungkinkan pemeliharaan ikan dalam kolam berkapasitas kecil namun menghasilkan panen yang maksimal, sekaligus meminimalisir limbah.
Menurut Maruseng, inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan konsumsi lokal, tetapi juga sebagai upaya menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar. “Ini adalah bagian dari program pemberdayaan masyarakat desa. Keuntungan dari hasil panen nanti akan kami bagi secara adil, ” katanya.
Setiap unit kolam yang dibangun akan dikelola oleh kelompok warga yang telah mendapatkan pelatihan khusus dari dinas perikanan setempat. Pemerintah desa juga telah menjalin kerja sama dengan pihak penyuluh perikanan untuk mendampingi para peternak ikan.
Dengan sistem bioflok, ikan nila yang dipelihara memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan kualitas daging yang lebih baik. Sistem ini juga tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga cocok untuk diterapkan di lingkungan padat penduduk.
Proyek ini disambut antusias oleh warga setempat. Salah seorang warga, Arman (42), mengatakan bahwa program tersebut sangat membantu, terutama bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap. “Kami merasa sangat terbantu, apalagi kami ikut terlibat langsung dalam proses pembangunannya, ” ungkapnya.
Dalam jangka panjang, Kepala Desa menargetkan budidaya ikan bioflok ini akan diperluas hingga ke dusun-dusun lain di wilayah Bowong Cindea. Harapannya, desa ini bisa menjadi contoh bagi desa lain di Kabupaten Pangkep dalam mengelola potensi sumber daya lokal.
Tak hanya budidaya, desa juga merancang program pemasaran hasil panen ikan nila secara mandiri. Beberapa mitra usaha lokal seperti warung makan dan pengepul ikan telah diajak untuk bekerja sama menampung hasil panen.
Pemerintah desa juga membuka peluang bagi investor lokal untuk ikut serta dalam pengembangan sistem bioflok ini. “Kami terbuka untuk kerja sama demi kemajuan ekonomi desa, ” kata Maruseng.
Program ini merupakan bagian dari visi besar pemerintah desa untuk menjadikan Bowong Cindea sebagai desa mandiri pangan dan ekonomi pada tahun 2026 mendatang. Selain budidaya ikan, pemerintah desa juga tengah mengembangkan kebun hortikultura dan peternakan ayam kampung.
Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, warga, dan dinas terkait, proyek budidaya ikan nila berbasis bioflok ini diharapkan bisa menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi masyarakat Bowong Cindea.( Herman Djide)