Masa Depan Dibakar OPM: Sekolah SMP di Kiwirok Hangus, Anak Papua Jadi Korban Kekerasan

4 weeks ago 12

Pegunungan Bintang - Kebiadaban kelompok kriminal bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali mengoyak dunia pendidikan di Papua. Kelompok OPM Kodap XV Ngalum Kupel membakar habis SMP Negeri Kiwirok di Kampung Sopamikma, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Akibat aksi brutal tersebut, proses belajar mengajar lumpuh total dan puluhan anak Papua kehilangan hak dasar mereka untuk mendapatkan pendidikan.

Insiden yang terjadi pada Kamis (9/10/2025) ini bukan sekadar aksi perusakan fasilitas umum, tetapi serangan langsung terhadap masa depan generasi muda Papua. Ironisnya, dalam sebuah video yang beredar di media sosial, salah satu anggota OPM Kodap XV Ngalum Kupel dengan bangga mengakui bahwa pembakaran dilakukan secara sengaja.

“Pembakaran ini kami lakukan agar pelajar tidak ada lagi belajar mengajar di sana, ” ujar pelaku dalam rekaman video yang kini viral di berbagai platform media.

Pernyataan ini sontak memicu kemarahan masyarakat Papua. Banyak pihak mengecam keras tindakan kelompok bersenjata tersebut yang dinilai bukan hanya bertentangan dengan nilai kemanusiaan, tetapi juga menunjukkan bahwa OPM telah menjadikan rakyat termasuk anak-anak sebagai korban teror mereka.

Tokoh masyarakat Kiwirok, Yulianus Wenda, menyampaikan duka mendalam sekaligus amarah atas aksi tersebut.

“Sekolah adalah tempat suci untuk belajar, bukan arena politik kekerasan. Anak-anak kami tidak bersalah. Mereka hanya ingin masa depan yang cerah. Membakar sekolah sama saja membakar harapan mereka, ” tegas Yulianus.

Kecaman juga datang dari tokoh agama setempat, Pendeta Lukas Mimin, yang menyebut aksi OPM semakin keluar dari nalar kemanusiaan.

“Kalau mereka mengaku memperjuangkan rakyat Papua, mengapa justru rakyat sendiri yang mereka sakiti? Membakar sekolah tidak pernah menjadi bagian dari perjuangan itu tindakan pelaku kejahatan, ” ujarnya lantang.

Pasca pembakaran, tercatat lebih dari 80 siswa SMP Negeri Kiwirok kini kehilangan tempat belajar. Sejumlah guru memilih mengungsi ke Oksibil karena khawatir keselamatan mereka terancam. Pemerintah daerah masih melakukan koordinasi untuk penanganan situasi darurat pendidikan sekaligus pemulihan psikologi anak-anak yang menjadi korban ketakutan.

Pembakaran SMP Negeri Kiwirok menambah daftar panjang aksi kekerasan OPM yang menargetkan fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, rumah warga hingga rumah ibadah di wilayah Pegunungan Bintang dan sekitarnya. Masyarakat menilai kelompok tersebut kini sudah tidak lagi memiliki arah perjuangan dan hanya menyebarkan teror demi menakut-nakuti rakyat.

(APK/ Redaksi (JIS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |