Membakar Masa Depan Papua: Aksi Brutal OPM Hancurkan Sekolah, Padamkan Harapan Anak-anak Kiwirok

3 hours ago 1

Papua - Aksi biadab kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah pegunungan Papua. Bukannya memperjuangkan kesejahteraan rakyat, kelompok ini justru menunjukkan wajah asli sebagai musuh kemajuan dengan membakar satu-satunya sekolah dasar di Distrik Kiwirok, tempat ratusan anak Papua menimba ilmu.

Peristiwa memilukan yang terjadi pada Senin, 13 Oktober 2025, itu menjadi bukti bahwa OPM sejatinya menghendaki keterbelakangan masyarakat Papua, bukan kemerdekaan sejati yang mencerdaskan bangsanya.

Sekolah Dihanguskan, Harapan Anak-anak Pupus

Sekolah yang dibakar OPM merupakan satu-satunya fasilitas pendidikan di kampung terpencil tersebut. Api melahap ruang kelas, perpustakaan, dan peralatan belajar yang selama ini menjadi jendela dunia bagi anak-anak pegunungan.

Menurut laporan warga, pembakaran dilakukan oleh sekelompok anggota OPM bersenjata lengkap yang menuduh sekolah itu sebagai “alat pemerintah untuk mencuci otak anak-anak Papua.” Mereka menolak kehadiran guru-guru yang dianggap “pro-NKRI”, padahal para tenaga pengajar itu selama ini bekerja dengan penuh dedikasi meski harus berjalan kaki berjam-jam setiap hari demi mengajar.

“Kami datang untuk mengajar dan membangun masa depan mereka, bukan untuk diserang, ” tutur Ibu Maria Wonda, salah satu guru yang kini dievakuasi. “Anak-anak di sini semangatnya luar biasa. Sekarang mereka menangis karena kehilangan tempat belajar.”

Jejak Kekerasan yang Terulang

Tindakan anarkis ini bukan yang pertama kali. Dalam dua tahun terakhir, lebih dari delapan fasilitas pendidikan di wilayah Pegunungan Tengah dan Intan Jaya telah dibakar atau dirusak oleh OPM. Polanya sama: menyerang sekolah, mengusir guru, dan menebar ketakutan.

Langkah keji ini jelas mengkhianati nilai-nilai perjuangan dan menunjukkan bahwa kelompok bersenjata itu tidak berjuang untuk rakyat Papua, melainkan menutup akses masyarakat terhadap pendidikan dan kemajuan.

“Kalau mereka benar memperjuangkan rakyat Papua, seharusnya mereka mendukung pendidikan, bukan menghancurkannya, ” tegas Yonas Tabuni, tokoh masyarakat Kiwirok. “Anak-anak ini masa depan kami. Membakar sekolah berarti membakar harapan kami.”

Pendidikan: Terang yang Hendak Dipadamkan

Tokoh agama setempat, Pendeta Lukas Murib, turut mengecam tindakan OPM yang membakar sekolah. Ia menyebut aksi itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap nilai kemanusiaan dan ajaran kasih.

“Mereka yang membakar sekolah sebenarnya sedang membakar nurani mereka sendiri, ” ujarnya lirih. “Tuhan tidak mengajarkan kebencian, tetapi kasih dan pembangunan. Pendidikan adalah terang bagi masa depan Papua dan membakarnya berarti menolak terang itu.”

Masa Depan Papua Tidak Bisa Dibakar

Pemerintah dan aparat keamanan kini tengah melakukan penyelidikan dan langkah-langkah pemulihan agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali berjalan. Meski bangunan sekolah hangus, semangat guru dan anak-anak di Kiwirok tidak padam.

Aksi keji ini kembali membuka mata dunia: OPM bukan pejuang kemerdekaan, melainkan penghalang masa depan. Mereka tidak hanya menembak aparat, tapi juga menembak harapan anak-anak Papua yang ingin keluar dari kegelapan kebodohan.

Membakar sekolah berarti membakar masa depan bangsa. Papua tidak butuh teror dan kebencian Papua butuh pendidikan, kedamaian, dan kasih yang membangun.

(APK/ Redaksi (JIS) 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |