Mengolah Jerami dan Daun Menjadi Kompos: Solusi Alami untuk Tambak dan Sawah

1 month ago 9

PANGKEP SULSEL - Dalam dunia pertanian dan perikanan, masalah limbah organik seperti jerami padi dan daun-daun kering sering kali dianggap sepele. Padahal, bahan-bahan tersebut menyimpan potensi besar sebagai sumber pupuk alami yang ramah lingkungan. Salah satu cara terbaik memanfaatkannya adalah dengan mengolahnya menjadi kompos.

Pertama, jerami dan daun-daun yang biasanya hanya dibakar bisa dijadikan bahan utama. Proses pembakaran justru merugikan karena menghasilkan polusi udara dan mengurangi kandungan organik tanah. Sebaliknya, ketika difermentasi menjadi kompos, jerami dan daun akan terurai menjadi nutrisi penting yang bisa meningkatkan kesuburan tanah sawah maupun memperbaiki kualitas tambak.

Membuat kompos dari jerami dan daun tidaklah rumit. Caranya, jerami dicacah kecil-kecil agar mudah terurai, lalu dicampur dengan daun-daun kering. Setelah itu ditambahkan bahan pendukung seperti kotoran ternak (sapi atau kambing) sebagai sumber nitrogen, dan bisa pula diberi aktivator seperti EM4 untuk mempercepat proses fermentasi. Tumpukan bahan tersebut perlu dijaga kelembapannya dengan cara disiram sedikit demi sedikit, lalu ditutup menggunakan terpal agar proses pengomposan berlangsung optimal.

Selama sekitar 4–6 minggu, jerami dan daun akan berubah menjadi kompos berwarna hitam, gembur, dan tidak berbau. Kompos inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Untuk sawah, kompos dapat disebar sebelum olah tanah, sehingga kandungan humusnya membantu meningkatkan kesuburan sekaligus menekan kebutuhan pupuk kimia.

Sedangkan di tambak, kompos berperan memperbaiki dasar tambak dengan menambah kandungan bahan organik. Bahan organik ini kemudian akan menjadi pakan alami plankton, sehingga kualitas air tambak membaik dan hasil budidaya ikan atau udang lebih maksimal.

Keunggulan lain dari kompos jerami dan daun adalah sifatnya yang ramah lingkungan. Tidak ada residu berbahaya yang mengganggu ekosistem, berbeda dengan pupuk kimia yang berlebihan bisa merusak tanah maupun air. Justru penggunaan kompos mendukung keberlanjutan produksi pangan.

Oleh karena itu, pengolahan jerami dan daun menjadi kompos seharusnya menjadi gerakan bersama. Petani tidak hanya terbantu dalam mengurangi biaya produksi, tetapi juga menjaga ekosistem tetap sehat. Daripada membakar jerami atau membiarkan daun kering menumpuk, lebih bijak jika diolah menjadi pupuk yang menghidupi tanah dan tambak.

Dengan langkah sederhana ini, pertanian dan perikanan bisa lebih mandiri, produktif, dan tetap berpihak pada alam. Kompos dari jerami dan daun bukan sekadar solusi, melainkan jalan menuju keberlanjutan pangan di masa depan.

Pangkep 21 Agustus 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |