Musrenbang Desa, Saatnya Masyarakat Tidak Datang Kosong

2 hours ago 1

PANGKEP SULSEL - Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang) bukan sekadar acara rutin yang dihadiri setiap tahun. Ia adalah ruang demokrasi pembangunan di tingkat paling bawah, tempat masyarakat diberi kesempatan menyampaikan kebutuhan, aspirasi, dan solusi bagi desanya. Namun, seringkali Musrenbang hanya dipandang sebagai formalitas, tanpa persiapan yang matang dari masyarakat.

Padahal, Musrenbang akan lebih bermakna bila warga tidak datang dengan tangan kosong. Persiapan adalah kunci, sebab pembangunan desa hanya bisa berjalan sesuai kebutuhan nyata jika masyarakat mampu menunjukkan persoalan yang dihadapi secara jelas. Kehadiran tanpa data dan usulan hanya akan membuat forum ini miskin gagasan.

Masyarakat sejatinya memiliki pengalaman langsung dengan persoalan sehari-hari: jalan rusak yang menghambat hasil panen, saluran irigasi yang tersumbat, fasilitas kesehatan yang terbatas, atau peluang usaha yang belum terkelola. Semua itu harus diidentifikasi sebelum Musrenbang digelar. Dengan begitu, setiap usulan yang masuk bukan sekadar keinginan, tapi kebutuhan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Selain identifikasi masalah, masyarakat juga perlu menyiapkan usulan kegiatan yang terukur. Misalnya, bukan hanya berkata “jalan tani perlu diperbaiki”, tetapi menjelaskan panjang jalan, jumlah petani yang terdampak, serta nilai ekonomi yang bisa dihasilkan bila akses diperbaiki. Data dan bukti konkret membuat usulan lebih mudah diterima dan masuk ke dalam prioritas pembangunan.

Lebih jauh lagi, Musrenbang harus menjadi wadah partisipasi kolektif. Artinya, masyarakat tidak hanya membawa kepentingan pribadi, tetapi kepentingan bersama. Kelompok tani, nelayan, perempuan, pemuda, hingga pelaku UMKM desa perlu duduk bersama menyusun aspirasi yang mewakili banyak pihak. Di sinilah letak kekuatan Musrenbang sebagai forum perencanaan berbasis partisipasi.

Tidak kalah penting, masyarakat juga bisa menyiapkan komitmen swadaya. Pembangunan yang diusulkan akan lebih kuat bila dibarengi janji gotong royong, entah berupa tenaga, material lokal, atau dukungan lahan. Pemerintah akan lebih yakin mendukung program yang memang disambut dengan kontribusi nyata dari warganya.

Sayangnya, masih banyak warga yang menganggap Musrenbang hanya agenda pemerintah desa, bukan milik bersama. Akibatnya, forum tersebut sering sepi ide, dan usulan yang masuk cenderung monoton. Padahal, jika masyarakat menyadari betapa strategisnya Musrenbang, maka kesempatan emas untuk menentukan arah pembangunan desa tidak akan disia-siakan.

Kini saatnya masyarakat mengubah cara pandang. Musrenbang bukan acara seremonial, melainkan kesempatan memperjuangkan masa depan desa. Dengan persiapan matang, usulan yang berbobot, serta semangat partisipatif, Musrenbang bisa menjadi titik awal lahirnya program pembangunan yang benar-benar bermanfaat bagi rakyat.

Dengan demikian, Musrenbang desa akan bertransformasi dari forum formalitas menjadi ruang strategis pembangunan partisipatif. Dan kuncinya ada di tangan masyarakat: apakah mereka siap datang hanya untuk mendengar, atau datang dengan gagasan dan solusi nyata.

Musrenbang desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa) itu agenda penting tahunan. Supaya hasilnya benar-benar bermanfaat, masyarakat yang hadir sebaiknya tidak datang kosong, tapi menyiapkan beberapa hal. Berikut yang biasanya perlu disiapkan:

1. Identifikasi Masalah di Desa

Catat persoalan nyata di lingkungan: jalan rusak, irigasi, pupuk, kesehatan, pendidikan, pasar desa, air bersih, dll. Jangan hanya masalah pribadi, tapi yang dampaknya untuk masyarakat luas.

2. Usulan Kegiatan/Program Prioritas

Siapkan daftar usulan kegiatan sesuai kebutuhan, misalnya: perbaikan jalan tani, bantuan bibit, pembangunan MCK, beasiswa anak sekolah, dll. Urutkan dari yang paling mendesak dan bermanfaat.

3. Data Pendukung

Foto kondisi lapangan (jalan rusak, jembatan putus, sawah kekeringan). Data jumlah warga yang terdampak (berapa KK, berapa hektar lahan, berapa siswa, dsb).

4. Keterlibatan Kelompok Masyarakat

Bawa aspirasi kelompok tani, nelayan, perempuan, pemuda, PKK, karang taruna, majelis taklim. Jadi yang diusulkan lebih mewakili semua lapisan.

5. Rencana Swadaya atau Gotong Royong

Tunjukkan kesediaan masyarakat ikut berkontribusi (tenaga, bahan lokal, lahan). Supaya pemerintah desa/kabupaten lebih yakin untuk mendukung.

6. Pemahaman RPJMDes & RKPDes

Kalau memungkinkan, pelajari dulu arah pembangunan desa dalam dokumen resmi. Jadi usulan nyambung dengan rencana yang ada, bukan keluar jalur.

7. Keterwakilan & Partisipasi Aktif

Pastikan yang hadir aktif berbicara, menyampaikan usulan jelas, bukan hanya diam. Gunakan bahasa yang lugas dan fokus.

Singkatnya, masyarakat harus siap dengan data, usulan, dan komitmen. Dengan begitu Musrenbang tidak hanya jadi formalitas, tapi betul-betul menghasilkan program nyata.

Pangkep 24 September 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |