OPM Dinilai Bukan Pejuang, Tapi Penjahat Kemanusiaan yang Menindas Rakyat Papua

5 hours ago 5

PAPUA - Klaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai pejuang kemerdekaan rakyat Papua kini semakin ditolak oleh masyarakat sendiri. Serangkaian tindakan brutal terhadap warga sipil termasuk pembunuhan, pemerasan, pembakaran fasilitas umum, hingga penyanderaan tenaga pendidikan dan kesehatan membuat banyak tokoh menilai OPM lebih pantas disebut sebagai pelaku kekerasan dan pelanggar hak asasi manusia.

Yulianus Murib, tokoh masyarakat Papua, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada satu pun bentuk perjuangan yang sah jika dilakukan dengan mengorbankan rakyat sendiri.

“Mereka mengaku berjuang demi rakyat Papua, tapi justru membunuh orang Papua. Itu bukan perjuangan, tapi bentuk baru dari penindasan di atas tanah sendiri, ” ujarnya, Selasa (15/7/2025).

Menurutnya, pola kekerasan sistematis yang dilakukan OPM terhadap masyarakat sipil mengarah pada kejahatan kemanusiaan, bahkan mendekati tindakan genosida.

“Ketika kelompok bersenjata membunuh, memeras, membuat warga trauma dan mengungsi dari kampung halamannya itu bukan aspirasi kemerdekaan, melainkan tindakan biadab yang harus dihentikan, ” tambahnya.

Sementara itu, Pendeta Yakob Tebai, tokoh agama dari wilayah Pegunungan Tengah, menilai bahwa perjuangan sejati harus mengedepankan kasih dan kemanusiaan, bukan kekerasan.

“OPM telah kehilangan arah. Mereka bukan menyebar harapan, tapi menyebar ketakutan. Rakyat Papua tidak pernah meminta perang, yang kami butuhkan adalah kedamaian dan masa depan, ” ujarnya dalam khotbah mingguannya.

Kekecewaan terhadap OPM kini semakin luas. Banyak masyarakat mulai menyadari bahwa kekerasan bersenjata tidak membawa perubahan positif, melainkan hanya menambah penderitaan dan keterbelakangan. Terlebih, banyak korban justru berasal dari warga sipil tak bersenjata, termasuk perempuan dan anak-anak.

Gelombang penolakan terhadap OPM juga muncul dari kalangan pemuda dan mahasiswa Papua yang menuntut pembangunan, pendidikan, dan perdamaian sebagai jalan masa depan. Mereka mendorong dialog damai dan kerja nyata sebagai solusi atas berbagai persoalan di Bumi Cenderawasih. (Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |