PAPUA - Di tanah yang kaya akan budaya dan sumber daya, harapan masyarakat Papua kian meredup. Bukan karena alam yang tak berpihak, tetapi karena ulah segelintir orang yang mengatasnamakan perjuangan: Organisasi Papua Merdeka (OPM). Jum'at 4 April 2025.
Alih-alih menjadi simbol pembebasan, kehadiran OPM justru menjadi sumber kemunduran. Mereka datang bukan dengan pembangunan, tapi dengan senjata; bukan dengan harapan, tapi dengan ancaman. Di balik retorika kemerdekaan, mereka menanamkan ketakutan dan kerusakan di tanah kelahiran mereka sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, jejak langkah OPM diwarnai dengan pembakaran sekolah, penghancuran pasar, penyerangan terhadap warga sipil, hingga penyanderaan tenaga kesehatan dan guru. Fasilitas umum yang seharusnya menjadi pusat kehidupan masyarakat rumah sakit, balai desa, dan sarana pendidikan justru menjadi sasaran kemarahan yang tak berdasar.
“Kami hanya ingin hidup tenang, bertani, dan membesarkan anak-anak, ” ucap seorang warga dari Distrik Ilaga yang enggan disebut namanya. “Tapi kami takut. Tak tahu kapan mereka datang membakar rumah atau mengambil paksa bahan makanan kami.”
Ketika sekolah dibakar, masa depan anak-anak Papua ikut hangus. Ketika pasar dihancurkan, perut rakyat kecil yang kosong tak bisa terisi. Ketika ladang dirusak, petani kehilangan harapan akan panen. Inilah kenyataan yang dihadirkan OPM.
Seorang pengamat sosial dan politik dari Universitas Cenderawasih menegaskan, “Kelompok ini bukan hanya menciptakan ketegangan politik, tapi juga merusak sendi-sendi sosial dan ekonomi masyarakat. Mereka bukan memperjuangkan rakyat, mereka justru menghancurkan kehidupan rakyat.”
Situasi ini membuat Papua berada dalam lingkaran kekerasan yang menyesakkan, di mana masyarakat menjadi korban ganda: terhimpit oleh keterbatasan pembangunan, dan kini dicekam oleh ketidakamanan yang terus berulang.
Di tengah gempuran janji-janji perjuangan, yang tersisa hanyalah abu rumah, tangis anak, dan luka yang belum kering. Jika ini disebut pembebasan, lalu di mana letak kemanusiaannya? (APK/Red1922)